Menu

Inflasi Inggris Picu Sentimen Risk-Off, Stabilkan Dolar

A Muttaqiena

Data inflasi Inggris terbaru menstabilkan posisi pound sterling dan dolar AS sekaligus. Pasalnya, kenaikan inflasi tersebut menimbulkan risk-off.

Seputarforex - Kurs pound sterling menguat dalam perdagangan hari Rabu (19/April), menyusul rilis data inflasi Inggris yang lebih tinggi daripada ekspektasi. GBP/USD mengukuhkan posisi pada kisaran 1.2440-an, sementara EUR/GBP jatuh ke kisaran 0.8800. Akan tetapi, data tersebut juga membangkitkan kembali aksi risk-off dan mendorong penguatan dolar AS dalam pasangan mata uang lain.

Grafik GBP/USD Daily via TradingView

Laju inflasi Inggris bulan Maret 2023 melampaui ekspektasi pada semua kategori. Data inflasi utama dalam basis tahunan meningkat 10.1% dibandingkan estimasi konsensus yang hanya 9.8%, meskipun lebih rendah ketimbang kenaikan 10.4% pada periode sebelumnya. Inflasi inti bertahan pada tingkat 6.2% yang tercapai sejak bulan lalu, padahal konsensus mengharapkan penurunan sampai 6.0%.

Semua angka inflasi bukan hanya mengungguli estimasi konsensus, melainkan juga lebih tinggi dibandingkan proyeksi dalam Laporan Kebijakan Moneter yang dirilis Bank of England (BoE) pada Februari lalu. Konsekuensinya, pasar yakin BoE bakal menaikkan bunga minimal satu kali lagi dalam tahun ini.

"Berkat data ini, kenaikan suku bunga sebesar 25 bps oleh BoE menjadi semakin mungkin terjadi," kata Francesco Pesole, pakar strategi FX di ING Bank, "Kurangnya bukti tentang penurunan yang diinginkan dalam inflasi gaji akan mempersulit (upaya) mempertahankan suku bunga tetap, meskipun kami ragu ketangguhan inflasi akan bertahan lama."

Dampak dari data inflasi ini bagi pound sterling relatif terbatas, karena pelaku pasar sudah sepenuhnya memperhitungkan kenaikan bunga lanjutan dari BoE sejak pengumuman data tenaga kerja Inggris kemarin . Alih-alih, data ini malah membangkitkan kembali aksi risk-off yang menguntungkan bagi dolar AS.

"Sentimen risiko berbalik negatif pada sesi pagi Eropa, dengan aset-aset ber-yield rendah dan ber-yield nol menderita aksi jual, sedangkan yield obligasi terus melanjutkan pemulihan," kata Fawad Razaqzada, analis pasar di City Index, "Tampaknya data CPI Inggris yang lebih dari 10% merupakan biang keroknya. Data ini membangkitkan kekhawatiran bahwa suku bunga akan tetap tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama di Inggris dan Eropa."

Menyusul rilis data inflasi Inggris, aksi risk-off mengerek yield US Treasury dan menstabilkan indeks dolar AS (DXY) dalam rentang konsolidasi antara 101.60-102.20. Greenback menguat terhadap semua mata uang mayor selain pounds.

Data inflasi Zona Euro yang dirilis beberapa jam setelah Inggris, menampilkan kinerja yang lebih moderat. Pertumbuhan inflasi utama melambat dari 8.5% ke 6.9%, sesuai estimasi konsensus. Laju inflasi inti bulanan melampaui ekspektasi, tetapi masih selaras dengan konsensus dalam basis tahunan. Simpulan secara keseluruhan bersifat netral bagi kurs euro maupun ekspektasi suku bunga ECB .


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE