Menu

Inflasi New Zealand Tertekan, Kans Pemotongan OCR RBNZ Makin Lebar

N Sabila

Ekspektasi inflasi New Zealand tergelincir pada kuartal akhir 2015 dan menambah kencang perkiraan bahwa bank sentral negara penghasil susu tersebut perlu mengakselerasi tekanan harga dengan memotong tingkat suku bunganya lagi. NZD/USD jeblok ke harga 0.6621.

Ekspektasi inflasi New Zealand tergelincir pada kuartal akhir 2015 dan menambah kencang perkiraan bahwa bank sentral negara penghasil susu tersebut perlu mengakselerasi tekanan harga dengan memotong tingkat suku bunganya (OCR) lagi.


Menurut survei yang dilakukan oleh Bank Sentral New Zealand (RBNZ) terhadap para manajer perusahaan menghasilkan perkiraan 1.63 persen dalam basis tahunan selama dua tahun ke depan. Angka tersebut turun dari perkiraan yang disurvei pada kuartal sebelumnya yang menghasilkan perkiraan inflasi akan mencapai level 1.85 persen.

Dengan demikian, perkiraan inflasi New Zealand di level 1.63 persen tersebut merupakan yang terendah sejak kuartal dua pada tahun 1994. Sementara itu, ekspektasi CPI untuk satu tahun juga turut menurun dari 1.51 persen menjadi 1.09 persen pada kuartal bulan Desember, level terendah sejak survei ini digagas pada tahun 1987.

Dolar New Zealand jeblok hingga lebih dari 50 pip ke harga 0.6621 terhadap Dolar AS setelah rilis laporan tersebut, dari level sebelumnya di angka 0.6668.

Tingkat CPI New Zealand jatuh 0.5 persen pada kuartal yang berakhir bulan Desember untuk naik 0.1 persen tahun-ke0tahun, dari data statistik New Zealand yang ditampilkan bulan lalu. Kenaikan tersbeut merupakan kenaikan tahunan yang terlemah sejak tahun 1999. Inflasi New Zealand terhambat oleh rendahnya harga minyak, yang terpuruk hingga 60 persen sejak pertengahan tahun 2014.

Efek Domino Pada Pertumbuhan Upah

Di New Zealand, harga bahan bakar jeblok lebih dari 7 persen selama kuartal empat dan mengalami penurunan 8.1 persen tahun ke tahun. RBNZ pun telah menunjukkan perhatiannya akan lemahnya inflasi dan mengarah pada ekspektasi inflasi yang lebih lemah karena kenaikan inflasi yang lemah akan menyulitkan bagi para pekerja untuk menawar kenaikan upah.

Menurut Kepala Ekonom Westpac, Dominick Stephens, rendahnya ekspektasi inflasi merupakan kemungkinan yang mengawali masalah pertumbuhan upah dan perilaku pengaturan harga. Yang jelas, ekspektasi inflasi yang rendah bisa benar-benar membuat inflasi tertekan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE