Menu

Inflasi Produsen AS Tumbuh Di Bawah Ekspektasi, Dolar Melemah

Pandawa

Dolar melemah pasca reli, menyusul pertumbuhan Inflasi Produsen AS yang hanya naik 0.1 persen, lebih rendah dari proyeksi kenaikan o.2 persen.

Inflasi Produsen AS naik tipis pada bulan April, tertahan oleh penurunan besar dari biaya makanan. Data yang juga disebut sebagai Producer Price Index (PPI) itu pun mencatatkan gain terkecil dalam kurun waktu empat bulan terakhir. Menyusul berita ini, Dolar melemah terhadap major currencies lain di awal sesi New York malam ini, setelah menguat tajam selama beberapa hari terakhir.

 

 

 

Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Rabu (9/Mei) merilis data Indeks Harga Produsen yang naik tipis sebesar 0.1 persen selama April, lebih kecil dari forecast ekonom sebelumnya untuk kenaikan 0.2 persen bulan lalu. Pada periode Maret, laporan tersebut mencatatkan kenaikan 0.3 persen.

Core PPI yang tidak memperhitungkan bahan bakar dan makanan, naik 0.2 persen pada bulan April, sama dengan ekspektasi ekonom, dan lebih rendah dari pencapaian 0.3 persen di bulan Maret. Dalam basis tahunan, Harga Produsen AS telah membukukan kenaikan sebesar 2.6 persen YoY, dan Core PPI naik 2.3 persen YoY.

Kenaikan year-on-year PPI Negeri Paman Sam telah sejalan dengan pertumbuhan Inflasi Inti yang nyaris menyentuh level 2 persen (target Fed). Banyak ekonom berpendapat, The Fed hampir dipastikan akan melaksanakan Rate Hike pada pertemuan bulan Juni mendatang, di tengah peningkatan tren Inflasi, kokohnya sektor tenaga kerja, dan belanja konsumen yang kuat.

 

 

Pasca Reli, Dolar Melemah

Kenaikan Yields Treasury hingga menembus level tertinggi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir menjadi salah satu faktor utama yang mendorong Dolar menguat tajam. Namun, reli Dolar seolah terhenti pada perdagangan hari Rabu malam ini, setelah pada hari sebelumnya menembus level tertinggi 2018.

Selain karena PPI yang gagal memenuhi ekspektasi, pelemahan Dolar hari ini disebabkan oleh aksi profit-taking investor yang menanti data Fundamental penting lainnya sebagai katalis penggerak pasar. Pada pukul 20:38 WIB, Dolar terpantau mundur terhadap Euro, Sterling, Dolar Australia, dan mata uang utama lainnya.

Sedangkan terhadap mata uang dari negara-negara berkembang, Greenback menguat tajam sepanjang sesi perdagangan hari Rabu. Hal itu terjadi lantaran aksi sell-off terhadap mata uang Argentina, India, Turki, Brazil, tak terkecuali Indonesia. Meroketnya Yields Treasury AS yang didukung prospek kenaikan suku bunga AS menjadi faktor utama yang menarik minat investor, sehingga menyebabkan arus modal keluar dari pasar negara berkembang dalam beberapa hari terakhir.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE