Menu

Inggris Ungkap Rencana Akhiri Lockdown, Reli GBP Berlanjut

A Muttaqiena

Rencana pemerintah Inggris untuk melonggarkan lockdown secara bertahap memperoleh sambutan hangat, tetapi reaksi pound kurang antusias.

Seputarforex - Pound menanjak sekitar 0.30 persen ke kisaran 1.4100-an terhadap dolar AS dalam perdagangan hari ini (23/Februari), mengokohkan posisinya pada rekor tertinggi sejak April 2018. Meski demikian, reli pound tampaknya mulai kekurangan energi. Data ketenagakerjaan terbaru dan rencana pemerintah Inggris untuk melonggarkan lockdown secara bertahap memperoleh sambutan hangat, tetapi reaksi pasar kurang antusias.

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

UK Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa jumlah klaim pengangguran bulan Januari berkurang 20.0k, jauh lebih baik daripada ekspektasi konsensus yang memprediksi kenaikan klaim hingga 35.0k. Tingkat pengangguran bulan Desember hanya naik tipis dari 5.0% menjadi 5.1%, sesuai ekspektasi pasar. Rata-rata pendapatan tanpa bonus bahkan naik 4.1% (versus ekspektasi 4.0%) pada akhir tahun lalu.

Secara keseluruhan, data ketenagakerjaan ini menunjukkan profil kondisi ekonomi Inggris yang tak seburuk prediksi pesimistis sebagian kalangan. Data juga memperkuat argumen bank sentralnya untuk mencampakkan wacana suku bunga negatif . Namun, tak dapat dipungkiri bahwa tingkat pengangguran Inggris sekarang merupakan yang tertinggi sejak Juli-September 2015.

Dalam situasi seperti ini, keputusan pemerintah Inggris untuk mulai melonggarkan aturan lockdown secara bertahap dan membuka kembali perekonomian sepenuhnya pada 21 Juni memperoleh tanggapan beragam. Sebagian pihak memujinya sebagai langkah bijak dalam upaya normalisasi ekonomi pasca-pandemi, tetapi ada juga yang menganggpnya terlalu lambat atau justru terlalu cepat. Pasar masih menganalisis konsekuensi dari rencana ini bagi outlook Inggris ke depan.

"Rencana PM Johnson tentang keluar (dari lockdown) setidaknya cukup hati-hati, yang sesungguhnya taktik tepat karena dapat dicapai dengan kecepatan dan efikasi program vaksin (setidaknya dalam data sekarang )," komentar meja dealing JP Morgan di London.

Sejumlah ekonom menyerukan agar pemerintah Inggris jangan buru-buru mencabut berbagai subsidi yang diberikan bagi perusahaan dan perorangan meski rencana pelonggaran lockdown sudah dipaparkan. Masalahnya, krisis COVID-19 yang berlarut-larut telah mengikis kemampuan perusahaan-perusahaan untuk mempertahankan kesehatan keuangannya. Apalagi, kemunculan varian baru virus Corona dapat menggagalkan rencana normalisasi ekonomi sewaktu-waktu. Dengan demikian, outlook Inggris ke depan mungkin lebih tergantung pada apakah pemerintah mempertahankan penyaluran stimulus atau tidak, daripada kapan lockdown akan dibuka sepenuhnya.

"Skema Retensi Pekerjaan terus membantu orang-orang dalam pekerjaan dan membatasi dampak virus Corona pada pasar tenaga kerja. Perusahaan sekarang akan berharap Menkeu memperpanjang tunjangan cuti, mengamankan pekerjaan dan penghidupan orang-orang," ungkap Matthew Percival dari CBI, "Roadmap Perdana Menteri menawarkan optimisme bahwa negeri bisa kembali berbisnis dalam beberapa bulan mendatang. Namun, dengan keputusan sulit diambil tiap hari, perusahaan membutuhkan Anggaran untuk menyediakan bantuan hingga perekonomian terbuka sepenuhnya."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE