Menu

Invasi Rusia Ke Ukraina Sedikit Kalem, EUR/USD Menguat

Nadia Sabila

EUR/USD naik seiring dengan melunaknya invasi Rusia ke Ukraina hari ini. Meski demikian, ketidakpastian masih menghantui di tengah ancaman sanksi impor energi.

Seputarforex - Euro memantul naik dari level terendah 22-bulan di sesi perdagangan Selasa (08/Maret) malam ini. Setelah turun lebih dari tiga persen sejak 24 Februari, EUR/USD kini naik tipis 0.23% dan diperdagangkan di 1.08787.

Rusia belum menghentikan serangan yang disebutnya sebagai "operasi militer khusus" di Ukraina meski perundingan tahap tiga sedang berlangsung hari ini. Akan tetapi, invasi Beruang Merah dinilai sedikit lebih kalem karena pemerintah Ukraina masih diberi kesempatan untuk mengungsikan warganya dari kota-kota yang sudah dikepung pasukan Rusia.

Sementara itu, Deputi Perdana Menteri Rusia, Alexander Novak, mengancam akan menghentikan suplai gas ke Eropa jika blok Barat berani memberi sanksi pada sektor impor energi Rusia. Novak memperingatkan bahwa hal itu dapat membuat harga minyak tembus $300 per barel.

Pernyataan tersebut merespon kabar mengenai Presiden AS Joe Biden yang kemungkinan bakal mengumumkan larangan impor minyak Rusia dalam waktu dekat. Jika diberlakukan, maka impor tahunan minyak AS dari Rusia bisa terpotong 8%. Sejauh ini, sanksi Barat pada Rusia masih dititikberatkan pada sektor perbankan dan jaringan finansial.

Outlook ekonomi Eropa sendiri menjadi suram sejak Rusia menginvasi Ukraina. Pasalnya, Eropa mengimpor sekitar 40 persen kebutuhan gas alam dan 25 persen kebutuhan minyaknya dari Rusia. Kenaikan harga energi dan sejumlah barang dikhawatirkan akan semakin memicu stagflasi.

 

Volatilitas EUR/USD Meningkat Tajam

Euro melemah karena mata uang tersebut termasuk merupakan mata uang dengan risiko tinggi dan paling dekat dengan area yang sedang berkonflik. Dalam situasi konflik geopolitik, mata uang safe haven seperti Dolar AS, Franc Swiss, dan Yen menjadi aset yang paling dicari.

Untuk beberapa waktu ke depan, para trader akan menganalisis EUR/USD lebih banyak dari segi teknikal, karena dari segi fundamental terlalu tak pasti. Volatilitas pasangan mata uang tersebut diprediksi akan meninggi dalam trend yang choppy. Secara umum, volatiltas EUR/USD sekarang ini sudah meningkat pesat ke level tertinggi sejak April 2020.

"Price Action tampak merefleksikan terbangunnya kekhawatiran atas perlambatan atau resesi yang lebih tajam dalam ekonomi global, di balik gejolak harga energi," kata analis mata uang di MUFG seperti yang dikutip Reuters.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE