Menu

Investor Antisipasi Lemahnya Data Ekonomi, Harga Emas Naik

Nadia Sabila

Data ekonomi sejumlah negara maju dilaporkan tak memenuhi ekspektasi. Selain itu, belum ada kabar tindak lanjut dari negosiasi dagang AS-China. Para investor mengantisipasinya dengan membeli emas.

Seputarforex.com - Harga emas naik dan mulai menjauhi level rendah tiga bulan. Di sesi perdagangan Jumat (15/November) pagi ini, XAU/USD sudah menembus $1,471.80, setelah menghimpun kenaikan hingga lebih dari setengah persen di sesi sebelumnya.

Sementara itu, harga emas spot naik 0.7 persen ke $1,473.32 per ounce, dan harga emas futures untuk pengiriman Desember di Comex New York diperdagangkan di $1,473.40 per ounce dengan persentase kenaikan yang sama.

 

Indikator Ekonomi Global Di Bawah Ekspektasi

Data ekonomi fundamental global yang melemah dan perkembangan negosiasi dagang AS-China dalam beberapa waktu terakhir, membuat para investor merasa perlu untuk kembali membeli aset safe haven yang salah satunya adalah emas.

Tim analis di ABN AMRO mengamati bahwa dalam beberapa waktu terakhir, rilis data ekonomi Jepang , China, Australia, dan Inggris tak memenuhi ekspektasi. Di China, pertumbuhan Retail Sales menyentuh rekor terendah 20 tahun, sedangkan investasi Fixed Asset-nya tumbuh dalam rentang paling lambat sejak negara itu mulai mempublikasikan data tersebut.

AS pun tak luput dari terpaan perlambatan ekonomi. Semalam, level PPI AS tahunan dikabarkan melambat ke 1.1 persen, walaupun PPI bulanannya naik pesat. Klaim pengangguran mingguan juga bertambah dibandingkan periode sebelumnya. Sedangkan di Zona Euro, data ekonomi masih sedikit lebih baik, dengan GDP Jerman yang masih sesuai ekspektasi 0.2 persen.

 

Belum Ada Aksi Nyata Deal AS-China

Terlepas dari indikator ekonomi, perkembangan perang dagang AS-China turut mempengaruhi harga emas. Semakin lama kedua negara itu menindaklanjuti kesepakatan, maka akan semakin meningkatkan risiko kekhawatiran yang mendukung kenaikan harga emas. Setelah euforia kabar perkembangan positif dari Gedung Putih beberapa waktu lalu, Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping belum jadi bertemu hingga saat ini.

Perjanjian Fase Satu yang digadang-gadang dapat akan diteken dalam waktu dekat, tampaknya belum juga dapat dipastikan kapan akan dilaksanakan, khususnya setelah pembatalan Konferensi APEC Chili. Sinyal-sinyal kegagalan kesepakatan juga kembali merebak, sehingga pasar pun lebih memilih untuk melepas aset-aset risiko tinggi dan membeli safe haven.


Berita Emas Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE