Menu

Isu Tapering Memudar, Dolar AS Melempem Lagi

A Muttaqiena

Isu tapering sempat mendongkrak kurs dolar AS, tetapi para analis mengingatkan bahwa arah kebijakan The Fed tetaplah anti-tapering.

Seputarforex - Indeks dolar AS (DXY) lagi-lagi terkubur pada kisaran 89.80 dalam perdagangan sesi Asia hari ini (21/Mei), dekat rekor terendahnya sejak akhir Februari. Isu tapering sempat mengemuka pasca rilis notulen FOMC dan mendongkrak kurs dolar AS, tetapi para analis mengingatkan kembali bahwa arah kebijakan The Fed tetaplah anti-tapering.

Notulen rapat FOMC yang dirilis pada hari Rabu lalu menyebutkan bahwa sejumlah pejabat The Fed sempat membicarakan tentang perlunya mendiskusikan tapering dalam beberapa bulan ke depan untuk memangkas skala program Quantitative Easing (QE) yang sekarang berukuran USD120 miliar per bulan. Namun, pendukung opini itu hanya minoritas. Keputusan akhir dari rapat tersebut menegaskan bahwa bank sentral AS akan terus mempertahankan skala QE dan tingkat suku bunga saat ini.

"Aksi The Fed berdampak lebih besar daripada kata-katanya, dan meski sejumlah anggota khawatir kalau lonjakan inflasi akan berlanjut, fokus utama komite tetaplah full-employment yang luas dan inklusif. (Fokus) ini masih jauh dari terwujud, karena total pekerjaan masih lebih dari 8 juta lebih rendah dibandingkan tingkat pra-pandemi," ungkap Nema Ramkhelawan-Bhana, kepala riset Rand Merchant Bank.

"Hanya 24 jam lebih sedikit sejak pasar dikagetkan oleh prospek tapering pembelian aset The Fed, tetapi setelah mempertimbangkannya, susananya tampak tak terlalu suram (tapering takkan dilakukan -red)," tulis analis ANZ dalam sebuah catatan yang dikutip oleh Reuters, "Hal ini tampak masuk akal -toh The Fed tak benar-benar akan segera bertindak."

Terlepas dari ini, tekanan bearish terhadap USD versus sejumlah mata uang lain sebenarnya mulai berkurang. Pelaku pasar masih was-was memantau perkembangan gelombang baru pandemi COVID-19 di benua Asia, sehingga kurang berminat untuk menggenjot aset high risk -seperti saham dan GBP/USD- naik lebih tinggi lagi. Kejatuhan harga komoditas yang terjadi akibat keprihatinan Beijing tentang pasar bijih besi juga menekan dolar Australia dan dolar New Zealand.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE