Menu

Jatuh Pasca CPI New Zealand, NZD/USD Sudah Kembali Melejit

N Sabila

NZD/USD yang terjungkal sesaat setelah CPI New Zealand dilaporkan hanya tumbuh 0.0 persen, kini sudah kembali ke posisi awal, bahkan telah melebihi penurunan sebelumnya.

Seputarforex.com - Dolar New Zealand yang terjun bebas pasca laporan CPI New Zealand, Selasa (18/Jul) pagi ini, sudah membalas impas loss-nya dengan kenaikan dalam persentase yang sama. NZD/USD tumbang lebih dari setengah persen ke level 0.7262, dari level 0.7324 begitu inflasi New Zealand untuk kuartal kedua dilaporkan flat di 0.0 persen, lebih rendah daripada ekspektasi kenaikan inflai 0.2 persen.



Dalam basis tahunan, CPI New Zealand juga hanya tumbuh 1.7 persen, di bawah ekspektasi para analis di angka 1.9 persen. Biaya transportasi tercatat menjadi kontributor utama penurunan inflasi konsumen New Zealand, yakni mencapai 1.3 persen. Dalam basis tahun-ke-tahun, tarif telekomunikasi menjadi biang keladi datarnya inflasi, dimana penurunannya mencapai 4.6 persen.

Dengan demikian, kemungkinan kenaikan suku bunga Bank Sentral New Zealand (RBNZ), ikut surut. Pasar memasang peluang 79 persen, dari 82 persen sebelumnya akan kenaikan suku bunga RBNZ di tahun 2018 ini. Lemahnya inflasi berpotensi menurunkan kemungkinan bank sentral untuk menarik stimulusnya.

Pada bulan Juni lalu, RBNZ memutuskan untuk mempertahankan suku bunga di level rendah 1.75 persen. Selain itu, Gubernur RBNZ, Graeme Wheeler, menyinggung masalah pertumbuhan GDP New Zealand yang dinilai menurun. Pertemuan RBNZ berikutnya akan digelar kembali pada tanggal 10 Agustus.


Dolar New Zealand Kembali Melesat

NZD/USD yang terjungkal sesaat setelah laporan CPI New Zealand diturunkan, sudah kembali ke posisi awal, bahkan telah melebihinya. Saat berita ini ditulis, Kiwi sudah membalas loss tersebut dengan diperdagangkan pada angka 0.7334, jauh meninggalkan low 0.7262.

Menurut kabar terbaru yang dihimpun oleh CNBC, lonjakan mendadak Kiwi disebabkan oleh jatuhnya Dolar AS akibat RUU Layanan Kesehatan yang diajukan oleh Donald Trump kembali gagal mendapat dukungan. Anggota Senat dari Partai Republikan yang notabene pendukung Trump pada Pemilu lalu, lagi-lagi menentang RUU tersebut karena dinilai tidak menunjukkan perbaikan signifikan dibanding Obamacare yang berlaku saat ini.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE