Menu

Jelang FOMC, Trump Serukan Pemangkasan Suku Bunga

Pandawa

Presiden AS Donald Trump menyerukan agar The Fed segera menurunkan suku bunga di tengah inflasi rendah tahun ini.

FOMC telah membuka pertemuan ketiga tahun ini pada hari Selasa kemarin dan dijadwalkan akan mengumumkan hasil pertemuan pada hari Rabu (1/Mei) siang waktu setempat. Jelang pengumuman tersebut, Presiden Donald Trump mendesak petinggi The Fed untuk membalikkan arah kebijakan dan memangkas suku bunga.

Trump mengecam The Fed karena tidak henti-hentinya menaikkan suku bunga, meski tingkat inflasi negeri Paman Sam masih tergolong rendah. Menurut Trump, suku bunga yang cukup tinggi seperti saat ini telah menghambat momentum pertumbuhan ekonomi yang diupayakan pemerintah.

"Kami memiliki potensi (pertumbuhan ekonomi) yang meroket jika The Fed melakukan pemangkasan suku bunga yang dalam," kata Trump dalam cuitan di akun Twitter-nya.

Seruan Donald Trump juga menekankan bahwa China meningkatkan ekonominya dengan mempertahankan suku bunga di level rendah, sementara Federal Reserve terus-menerus melakukan Rate Hike di tengah lesunya indikator ekonomi seperti inflasi.

 

Investor Menanti Petunjuk Terkait Prospek Suku Bunga

Dalam beberapa minggu terakhir, pelaku pasar sedang dihadapkan pada rumor pemangkasan suku bunga yang akan dilakukan The Fed pada tahun ini. Pandangan tersebut mencuat setelah rilis data inflasi negeri Paman Sam yang melemah.

Sementara itu, rilis data ekonomi AS lainnya justru menunjukkan trend positif seperti GDP kuartal I/2019 dan consumer confidence yang melonjak. Kedua indikator tersebut cukup membuat keyakinan investor terhadap prospek pemangkasan suku bunga sedikit memudar.

Karena itu, pengumuman FOMC akan menjadi fokus utama pelaku pasar hari ini, untuk melihat seberapa besar optimisme petinggi Bank Sentral dalam menyikapi kondisi fundamental yang cukup beragam baru-baru ini.

 

Ekonom Ragukan Pertumbuhan GDP Kuartal Pertama

Banyak ekonom berpendapat bahwa rilis GDP AS kuartal pertama menyesatkan, karena didorong oleh faktor-faktor yang bersifat sementara dan memiliki efek sebaliknya dalam beberapa bulan mendatang.

"Tingkat pertumbuhan (GDP) sangat melebih-lebihkan kondisi ekonomi yang sebenarnya. Tanpa rebound pada pengeluaran konsumen dan bisnis, maka kecil kemungkinan tingkat upah dan inflasi akan meningkat," kata Bob Schwartz dari Oxford Economics.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE