Menu

Jelang Pelantikan Biden, Harga Minyak Menguat

Pandawa

Setelah merosot, harga minyak berusaha pulih sehubungan dengan optimisme paket stimulus senilai triliunan dolar oleh pemerintahan Joe Biden.

Seputarforex - Harga minyak dunia menguat tipis pada perdagangan Asia hari Selasa (19/Januari), berusaha menghapus kerugian yang diderita di awal pekan. Pada saat berita ini diturunkan, harga minyak Brent berada di kisaran $55.12 per barel, sementara harga minyak WTI (West Texas Intermediate) diperdagangkan pada kisaran $52.50 per barel.

Sebelumnya, harga minyak melemah cukup tajam karena ditekan oleh kekhawatiran investor terhadap kemunduran prospek permintaan energi global. Pasalnya, lonjakan kasus virus Corona menyebabkan diterapkannya pembatasan perjalanan di beberapa negara Asia dan Eropa. Namun, harga emas hitam mulai menemukan pijakan untuk kembali menguat jelang pelantikan Joe Biden.

Seperti yang diketahui, Presiden AS terpilih Joe Biden akan resmi berkantor di Gedung Putih pada tanggal 20 Januari besok. Optimisme investor sehubungan dengan prospek stimulus senilai triliunan dolar yang diwacanakan Biden telah memantik tumbuhnya harapan dalam pemulihan ekonomi global.

Selain Biden Effect, harga minyak mentah juga didukung oleh rilis data China yang secara umum cukup positif. Perekonomian China selama kuartal IV-2020 tercatat naik 6.5 persen YoY, semakin pulih dari dampak pandemi Corona pada awal tahun lalu. "Data China kemarin merupakan katalis positif untuk harga minyak," terang Michael McCarthy, kepala strategi pasar di CMC Markets Sydney.

Selain itu, rencana pemangkasan output harian oleh Arab Saudi pada awal Februari mendatang masih menjadi katalis yang diperkirakan akan menopang harga minyak. Apabila rencana pengurangan produksi harian Saudi tersebut benar-benar terealisasi, maka tidak tertutup kemungkinan harga emas hitam akan kembali naik ke level tertinggi 11 bulan.

Namun, kekhawatiran tentang meningkatnya kasus COVID-19 secara global masih membayangi pergerakan harga minyak ke depan. Analis ANZ pun menandai penurunan penjualan bahan bakar di India selama bulan Januari dan meningkatnya kasus COVID-19 China dan Jepang. "Lambatnya peluncuran vaksin di Eropa dan AS juga meningkatkan kekhawatiran bahwa kenaikan permintaan akan sulit diperkirakan," kata analis tersebut dalam sebuah catatan.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE