Menu

Jelang Rapat FOMC, Krisis Evergrande Masih Mencemaskan Pasar

A Muttaqiena

Aset safe haven seperti dolar AS dan emas relatif stabil lantaran banyak faktor, khususnya masalah utang Evergrande dan penantian hasil rapat FOMC.

Seputarforex - Kurs Dolar Australia sempat menguat terhadap dolar AS dalam perdagangan sesi Asia, tetapi langsung surut kembali saat memasuki sesi Eropa (22/September). Posisi Aussie dan aset-aset high risk lain masih rapuh lantaran banyak faktor, khususnya kecemasan terkait masalah utang perusahaan properti raksasa Evergrande . Sementara itu, aset-aset safe haven seperti dolar AS dan emas relatif stabil dalam detik-detik menjelang pengumuman hasil rapat FOMC.

Grafik AUD/USD Daily via Tradingview.com

Dalam keterbukaan informasi yang disampaikan kepada Shenzhen Stock Exchange pada hari Rabu, Evergrande mengatakan telah mencapai kesepakatan tentang pembayaran bunga obligasi domestik senilai 232 juta yuan (USD35.9 juta) yang akan jatuh tempo pada hari Kamis mendatang.

Kabar tersebut menghembuskan angin segar di pasar keuangan, sehingga dolar Australia ikut terdongkrak ke kisaran tertinggi harian pada level 0.7268. Tapi, antusiasme pasar langsung menyusut setelah menyadari bahwa Evergrande masih punya tagihan bunga obligasi mancanegara senilai USD83.5 juta untuk hari Kamis yang sama -dan entah akan dapat dilunasi atau tidak-. Berdasarkan perjanjian dengan investor, perusahaan memiliki masa tenggang selama 30 hari sebelum pembayaran yang terlewatkan pada obligasi luar negeri akan menjadi default.

Pada awal pekan ini, Evergrande kabarnya telah gagal membayar bunga utang pada setidaknya dua kreditor terbesarnya. Perusahaan bahkan sudah mulai membayar para investor di bisnis wealth management-nya dengan properti, karena tak memiliki dana memadai untuk menunaikan kewajiban-kewajibannya. Hal ini semakin meningkatkan kekhawatiran tentang potensi efek domino jika Evergrande benar-benar mencapai tahap default.

Sejumlah analis memeringatkan bahwa efek domino dari kejatuhan Evergrande bukan hanya bakal berdampak pada perekonomian China, melainkan juga bisa merembet ke sistem keuangan global. Para analis juga semakin pesimistis tentang potensi bantuan dari Beijing. Daripada memberikan dana talangan (bailout), Beijing lebih mungkin membantu restrukturisasi utang atau menertibkan proses gugatan pailit untuk Evergrande.

"Kami tak memperkirakan pemerintah (China) menyediakan bantuan langsung apa pun untuk Evergrande," tulis analis dari S&P Global Ratings dalam sebuah catatan yang dikutip oleh CNN. Alasannya karena bailout pemerintah akan mencederai kampanye Beijing untuk meningkatkan kedisiplinan di sektor properti.

Pelaku pasar kini memantau perkembangan krisis utang Evergrande, sekaligus menantikan pengumuman hasil rapat FOMC nanti malam. The Fed diharapkan memberikan lebih banyak petunjuk tentang kebijakan moneter mendatang, termasuk tentang kapan akan memulai tapering dan menaikkan suku bunga.

Mayoritas ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan tapering bakal dimulai pada bulan November, jika data ekonomi dianggap sudah "memenuhi syarat". Selain itu, fokus pasar akan terpusat pada grafik Dot Plot dan komentar Ketua The Fed Jerome Powell. Dot Plot mengekspresikan prakiraan para peserta rapat FOMC tentang suku bunga The Fed mendatang, sehingga berpengaruh besar pada kekuatan dolar AS di pasar FX.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE