Menu

Jobless Claims Kembali Ke Rekor Terendah, Durable Goods Orders Beragam

Pandawa

Jobless Claims AS berhasil kembali ke rekor terendah sejak 1969, tetapi Durable Goods Orders mencatatkan penurunan yang beragam. Greenback pun ikut tertekan.

Jumlah warga AS yang mengajukan klaim kehilangan pekerjaan pada pekan lalu kembali menyentuh rekor terendah sejak 1969, menunjukkan perlambatan pertumbuhan pekerjaan bulan Maret hanya bersifat sementara akibat faktor cuaca. Sementara itu, pesanan barang tahan lama (Durable Goods Orders) untuk bulan Maret menorehkan hasil lebih baik dari ekspektasi. Namun laporan Core Durable Goods Orders yang biasanya memiliki dampak lebih tinggi justru tertekan.

 

 

 

Departemen Tenaga Kerja AS pada hari Kamis (26/April) merilis klaim awal untuk tunjungan pengangguran AS yang turun 24,000 menjadi 209,000, sesuai perhitungan mingguan yang berakhir tanggal 21 April. Rilis tersebut berada jauh lebih baik dari ekspektasi ekonom sebelumnya, yang memprediksi Jobless Claims hanya akan turun ke 230,000.

Penurunan tajam klaim pengangguran Negeri Paman Sam tersebut seolah menegaskan kondisi pasar tenaga kerja yang semakin dekat dengan Full Employment. Dengan tingkat pengangguran yang saat ini stabil di level 4.1 persen, ekonom memperkirakan jika Unemployment Rate AS akan turun hingga 3.8 persen di penghujung 2018.

Tren Jobless Claims terus menurun, tercermin dari angka rata-rata empat pekan terakhir yang melemah sebesar 2,250, dan kini menjadi 229,250 klaim. Jumlah itu diprediksi akan semakin berkurang bila tingkat pengangguran dapat turun hingga di bawah 4 persen tahun ini.

 

 

Penurunan Durable Goods Orders Tak Setajam Ekspektasi

Dalam laporan terpisah, Departemen Perdagangan AS merilis data Durable Goods Orders melaporkan hasil 2.6 persen pada bulan Maret, melampaui ekspektasi ekonom sebelumnya yang memprediksi kenaikan 1.6 persen. Kendati demikian, data yang juga disebut dengan pesanan barang tahan lama itu masih lebih lambat dibandingkan pertumbuhan 3.0 persen di periode sebelumnya, yang baru saja direvisi naik ke 3.5%.

Pesanan terhadap pesawat jet Boeing meroket 45 persen bulan lalu setelah mengalami perlambatan pesanan di awal tahun. Lonjakan pemesanan Boeing tersebut secara langsung berpengaruh terhadap rilis data Durable Goods Orders malam ini.

Tanpa memasukkan ketegori transportasi dan bisnis (Core Durable), pesanan bulan lalu terpantau jeblok ke 0.0 persen, dari hasil periode sebelumnya yang juga direvisi turun ke 0.9 persen. Padahal, forecast ekonom hanya memperkirakan pelemahan ke 0.5 persen.

Pergerakan Greenback pada pukul 21:14 WIB cenderung melemah, terutama terhadap Euro dan Sterling. Pair EUR/USD diperdagangkan pada level 1.2190. Sementara itu, GBP/USD menguat cukup signifikan, berada di level 1.3976.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE