Menu

Kasus Corona Melonjak, Harga Minyak Melemah

Pandawa

Harga minyak berusaha pulih setelah melemah signifikan pada awal pekan, ditekan oleh kekhawatiran pasar terhadap meredupnya prospek permintaan minyak global karena lonjakan kasus Corona.

Seputarforex - Harga minyak mentah turun hingga 3 persen lebih pada perdagangan hari Senin kemarin (26/Oktober). Melonjaknya kasus virus Corona di AS dan kawasan Eropa memicu kekhawatiran meredupnya permintaan emas hitam secara global. Sehingga, pelemahan harga minyak diprediksi akan terus berlanjut.

Saat berita ini ditulis pada sesi perdagangan Asia hari Selasa (27/Oktober), harga minyak Brent berada di kisaran $40.49 per barel, berusaha menguat dari level terendah tiga pekan di $40.17. Sementara itu, pergerakan minyak WTI (West Texas Intermediate) berada di kisaran $38.43 per barel, tidak jauh dari area pelemahan hari sebelumnya.

 

Pasar Minyak Dibayangi COVID-19 Dan Kelebihan Pasokan

Secara teknikal, harga minyak bergerak semakin melandai dalam beberapa sesi terakhir. Setelah menyentuh level tertinggi sejak September, harga minyak kehilangan momentum untuk melanjutkan trend naik karena ditekan oleh beberapa faktor, salah satunya adalah kembali melonjaknya kasus virus Corona di AS dan Eropa.

Dalam laporan terbaru, kasus COVID-19 di Amerika Serikat melonjak signifikan hingga menembus rekor harian pada akhir pekan lalu. Hingga kini, belum ada tanda penurunan kasus virus Corona di negeri Paman Sam. Sementara itu, kasus Corona juga meningkat signifikan di Prancis dan mencapai rekor lebih dari 50,000 kasus pada hari Minggu. Bahkan Italia dan Spanyol dilaporkan telah memberlakukan pembatasan baru untuk menghambat penyebaran virus.

"Awal pekan yang buruk untuk pasar minyak…. Kami sejak lama telah memperingatkan bahwa gelombang kedua pandemi dapat terjadi dan langkah-langkah pembatasan dapat kembali diterapkan. Kondisi ini mengancam permintaan komoditas energi," kata Bjornar Tonhaugen, kepala analis pasar minyak di Rystad Energy.

Faktor lain yang menekan harga minyak sejak sepekan terakhir datang dari rencana Libya yang berencana untuk meningkatkan output. Kabar ini dikonfirmasi oleh National Oil Corp (NOC) Libya yang ingin memulai produksi setelah berakhirnya blokade selama delapan bulan oleh pasukan militer.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE