Menu

Kekhawatiran Resesi Global Meningkat, Minyak Tetap Tangguh

Pandawa

Kekhawatiran pasar terhadap outlook perlambatan ekonomi China sempat menekan harga minyak. Namun, harga minyak berbalik menguat karena kabar pemblokiran minyak Rusia oleh Uni Eropa.

Seputarforex - Harga minyak mentah dunia menguat di tengah kekhawatiran pelaku pasar terhadap resesi ekonomi global dan pembatasan COVID di China yang membayangi prospek permintaan minyak. Pada sesi Eropa hari Selasa (24/Mei), minyak Brent menguat 0.47 persen di $113.87 per barel, sementara minyak WTI menguat 0.35 persen di $110.79 per barel.

Sebelumnya, harga minyak melemah pada sesi Asia lantaran reaksi pasar atas outlook terbaru dari bank investasi UBS dan Goldman Sachs yang memangkas prospek pertumbuhan China 2022. Kasus COVID tidak kunjung reda di China sehingga menimbulkan kekhawatiran atas prospek permintaan minyak global dan menekan perekonomian China tahun ini.

"Penurunan outlook pertumbuhan GDP China tahun 2022 dan meningkatnya kekhawatiran terhadap kemungkinan pembatasan yang lebih luas di Beijing membuat harga minyak tertekan pada pembukaan perdagangan hari ini," kata Jeffrey Halley, analis komoditas broker OANDA.

Minyak berhasil menguat di sesi Eropa berkat sikap Uni Eropa yang semakin berkomitmen untuk membatasi impor migas dari Rusia. Terkait hal ini, Menteri Ekonomi Jerman bahkan mengungkapkan jika embargo migas Rusia kemungkinan akan segera disetujui dalam beberapa hari.

Katalis lain yang mendorong kenaikan harga minyak datang dari AS. Permintaan minyak dari negara tersebut digadang-gadang melonjak dalam waktu dekat karena memasuki musim panas di mana sebagian besar warga AS banyak berlibur dan melakukan perjalanan.

 

Harga Minyak Mahal Jadi Persoalan

Menyoroti kenaikan signifikan harga minyak dalam beberapa waktu terakhir, Menteri Energi India Hardeep Singh Puri mengatakan bahwa hal itu tidak akan berkelanjutan. Pasalnya, dunia menghadapi krisis harga minyak yang akan berkontribusi terhadap tingkat inflasi.

Namun, analis berpendapat jika harga minyak tetap sulit dijinakkan tanpa adanya intervensi dari OPEC dan mitra. Sejauh ini, sikap resmi OPEC+ tetap mempertahankan kebijakan produksi tahun 2021 yang meningkatkan output secara bertahap dan cenderung mengabaikan dampak krisis energi akibat konflik Ukraina-Rusia.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE