Menu

Kekhawatiran Resesi Meningkat, Reli Minyak Tersendat

Pandawa

Indikasi perlambatan ekonomi AS yang berpotensi menekan prospek permintaan memicu sentimen bearish dan menekan harga minyak.

Seputarforex - Harga minyak bergerak terbatas sejak awal pekan hingga perdagangan hari Kamis (26/Januari). Brent Oil berada pada kisaran $86.17 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) tertahan $80.20 per barel sejak pembukaan sesi kemarin.

Setelah mencoba bangkit dari kemerosotan akhir tahun lalu, reli harga minyak mulai tertahan sejak awal pekan ini. Hal itu terlihat pada bagian yang ditandai dengan kotak putih pada chart di atas. Pasalnya, para pelaku pasar melikuidasi posisi Long mereka sembari wait-and-see atas berbagai dinamika yang terjadi pada pasar minyak baru-baru ini.

Rilis beberapa data ekonomi AS yang cukup mengecewakan akhir-akhir ini menandakan potensi resesi dan menggerus optimisme pasar terhadap prospek permintaan minyak ke depan.

"Kami melihat optimisme pasar minyak sudah agak meredup yang disebabkan kekhawatiran terhadap prospek permintaan. Singkatnya, ketakutan terbesar pasar saat ini adalah keruntuhan permintaan karena dipicu oleh perlambatan ekonomi," kata Robert Yawger, analis komoditas Mihuzo Securities.

Di sisi lain, meredupnya ekspektasi suku bunga The Fed juga menopang harga minyak. Itulah sebabnya kekuatan bullish dan bearish minyak cenderung seimbang dan menahan harga di kisaran saat ini.

Laporan cadangan minyak mentah AS terbaru tidak banyak memberikan dampak meskipun gagal memenuhi ekspektasi. Akanb tetapi, analis komoditas Price Futures Group, Phil Flynn, cukup mencermati perkembangan ini dengan hati-hati. "…Ketika kita melihat dalam lingkup yang lebih luas, maka penambahan stok minyak di bawah ekspektasi dapat memunculkan kekhawatiran terhadap prospek pasokan. Kami juga melihat volume cadangan minyak mentah AS saat ini masih terbilang sedikit," demikian ungkapnya.

Perhatian pasar dalam waktu dekat akan bergeser ke pertemuan OPEC+ pada 1 Februari mendatang. Pasar memperkirakan Arab Saudi dkk. akan mempertahankan kebijakan produksi mereka seperti bulan-bulan sebelumnya.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE