Menu

Kemunduran Konstruksi Inggris Terakselerasi, Optimisme Brexit Tetap Tinggi

A Muttaqiena

Kondisi sektor konstruksi Inggris semakin memburuk, tetapi para pebisnis meyakini penyelesaian masalah brexit bakal mendorong pemulihan ekonomi.

Poundsterling melemah moderat sekitar 0.4 persen ke kisaran 1.3083 terhadap Dolar AS pada pertengahan sesi Eropa hari ini (3/Januari), di tengah memburuknya sentimen pasar akibat eskalasi konflik Timur Tengah . Data konstruksi Inggris menunjukkan kemunduran yang terakselerasi pada akhir tahun 2019, menggarisbawahi buruknya dampak ketidakpastian brexit bagi negeri yang dipimpin oleh Ratu Elizabeth II ini. Namun, optimisme para pebisnis tetap tinggi menjelang deadline brexit pada akhir bulan.

Grafik GBP/USD Daily via Tradingview.com

Hasil survei IHS Markit/CIPS yang diadakan antara tanggal 5-20 Desember 2019 menunjukkan skor Purchasing Managers' Index (PMI) jatuh dari 45.3 menjadi 44.4. Padahal, hasil polling Reuters menunjukkan para ekonom berharap terjadi pemulihan ke angka 45.9. Laporan ini hampir sama buruknya dengan data PMI Manufaktur Inggris yang dipublikasikan kemarin.

Kemerosotan konstruksi Inggris terutama terjadi pada sektor pembangunan sipil, berikut sektor komersil dan pembangunan perumahan. Namun, ekspektasi bisnis menunjukkan angka terbaik dalam sembilan bulan terakhir.

"Ketidakpastian brexit dan penundaan belanja menjelang pemilu sekali lagi menjadi faktor yang paling banyak disebut-sebut oleh perusahaan-perusahaan yang mengalami penurunan aktivitas konstruksi," kata Tim Moore dari IHS Markit, "(Tetapi) responden survei menyebutkan (adanya) keyakinan bahwa lansekap politik domestik yang lebih mudah diprediksi dan kejelasan tentang brexit bisa memberikan dorongan bagi klien untuk mengeluarkan uang di tahun 2020."

RUU Brexit saat ini masih dalam proses legislasi di parlemen Inggris. Apabila RUU tersebut disahkan oleh parlemen Inggris dan Eropa sesuai jadwal, maka Inggris akan keluar dari Uni Eropa secara formal pada tanggal 31 Januari mendatang. Namun, ini baru langkah pertama dalam proses brexit. Setelah itu, Inggris akan memasuki masa transisi hingga 31 Desember 2020 (menurut amandemen RUU Brexit terbaru ), di mana mereka bakal melaksanakan negosiasi perdagangan dengan Uni Eropa.

Sejumlah ketidakpastian masih tersisa hingga saat ini, khususnya tentang deadline masa transisi brexit. Para pakar tidak yakin kesepakatan dagang Inggris-Uni Eropa bisa dicapai dalam kurun waktu satu tahun saja. Pejabat top Uni Eropa juga telah mengisyaratkan bahwa mereka bisa memperpanjang deadline tersebut hingga setelah tahun 2020, bertentangan dengan keinginan PM Boris Johnson.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE