Menu

Kenaikan CPI Zona Euro Cuma Efek Paskah, EUR/USD Melemah

A Muttaqiena

Kenaikan laju CPI Zona Euro disinyalir hanya sementara, sehingga takkan memengaruhi kebijakan bank sentral. EUR/USD pun melemah selagi menantikan rilis data NFP AS.

Pasangan mata uang EUR/USD mencatat pelemahan harian sekitar 0.16 persen ke kisaran 1.1154 pada pertengahan sesi Eropa hari ini (3/Mei), meskipun data CPI Zona Euro dilaporkan melampaui ekspektasi awal. Kenaikan laju CPI disinyalir hanya sementara, sehingga takkan memengaruhi kebijakan bank sentral. Saat berita ditulis, posisi Euro juga ambruk 0.2 persen ke kisaran 144.83 versus Yen Jepang, sedangkan EUR/GBP menanjak 0.2 persen ke kisaran 124.35 lantaran imbas gonjang-ganjing pemilu regional Inggris .

Dalam laporan preliminer, Eurostat mengungkapkan bahwa Consumer Price Index (CPI) Zona Euro berhasil meningkat 1.7 persen (Year-on-Year) pada bulan April, sementara Core CPI naik 1.2 persen (Year-on-Year). Kedua data tersebut melampaui estimasi awal yang masing-masing dipatok pada tingkat 1.6 persen dan 1.0 persen saja. Akan tetapi, analis menilai kalau kenaikan CPI Zona Euro kali ini sekedar efek musiman saja.

Daniela Sabin Hathorn dari DailyFX mencatat, " Sudah biasa bagi inflasi untuk meningkat pada bulan dimana libur Paskah dirayakan, terutama jika (perayaan Paskah) itu jatuh menjelang akhir bulan, karena kenaikan permintaan paket liburan, restoran, dan hotel, mendorong harga-harga meningkat lebih tinggi. Namun, perlu diingat bahwa efek Paskah bersifat musiman, (dan) laju inflasi pada bulan berikutnya perlu tetap tinggi agar ECB mengubah sikapnya menjadi lebih hawkish."

Data Producer Price Index (PPI) untuk bulan Maret yang dirilis hari ini turut mengonfirmasi pendapat tersebut. Laju PPI menurun 0.1 persen (Month-over-Month), atau terkoreksi dari 3.0 persen menjadi 2.9 persen dalam basis Year-on-Year.

Pergerakan pasangan-pasangan mata uang mayor seperti EUR/USD dan GBP/USD berikutnya akan dipengaruhi oleh rilis data ketenagakerjaan Amerika Serikat. Investor dan trader bukan hanya bakal mengamati pertambahan Non-farm Payroll (NFP) dan tingkat pengangguran. Secara khusus, laju pertumbuhan rerata gaji per-jam justru bisa berdampak lebih besar, karena termasuk salah satu motor penggerak inflasi di negeri Paman Sam. Apabila angkanya dinilai prima, maka Dolar AS punya peluang untuk menanjak kian tinggi versus Euro.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE