Menu

Kenaikan Durable Goods Orders Mantapkan Bullish Dolar AS

Nadia Sabila

Dolar AS masih menguat di sesi perdagangan Jumat pagi ini, setelah data Durable Goods Orders yang dirilis tadi malam menunjukkan peningkatan pesat.

Seputarforex.com - Departemen Perdagangan AS melalui Census Bureau melaporkan bahwa pesanan baru untuk Barang-Barang Tahan Lama (Durable Goods Orders) naik dari level -1.1 ke 2.7 persen di bulan Maret 2019. Angka tersebut juga lebih tinggi daripada ekspektasi kenaikan 0.8 persen, dan menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2018.

Sementara itu, data Core Durable Goods Orders yang berdampak lebih tinggi bagi pasar forex, juga naik 0.4 persen. Hasil tersebut mengalahkan ekspektasi kenaikan ke 0.2 persen, dan memperbaiki penurunan -0.1 persen di bulan sebelumnya. Peningkatan yang terjadi pada Durable Goods AS kali ini dipimpin oleh melonjaknya pesanan alat-alat transportasi.

 

Dolar Ditunjang Data Ekonomi AS

Data tersebut memperpanjang daftar penguatan yang terjadi dalam indikator ekonomi AS baru-baru ini. Sebelumnya, data Retail Sales dan Ekspor juga menorehkan angka yang gemilang. Hal itu membuat kekhawatiran akan perlambatan ekonomi di Amerika Serikat mereda.

"Secara umum, Dolar AS diuntungkan oleh kuatnya data domestik, lemahnya data mancanegara, di tengah serangkaian kebijakan moneter bank-bank sentral yang bersentimen dovish," kata John Doyle, analis di Tempus Inc, Washington.

Indeks Dolar (DXY), yang mengukur kekuatan Dolar AS terhadap enam mata uang lain, naik tipis 0.09 persen menembus level 98.15 saat berita ini ditulis. Sementara itu, EUR/USD terus tertekan akibat meningkatnya keprihatinan pasar terhadap kesehatan ekonomi Zona Euro. Saat berita ini ditulis, EUR/USD sedang berusaha mencetak kenaikan tipis 0.03 persen ke 1.1137. Namun demikian, angka tersebut masih di kisaran rendah dari penurunan konsisten yang terjadi sejak tanggal 23 April.

"Euro berada di bawah tekanan kemarin, setelah data ekonomi Jerman terus melemah dan menambah tren kekhawatiran terhadap pertumbuhan ekonomi terbesar Zona Euro tersebut," ungkap John Doyle.

"Sebagian trader berpikir bahwa pergantian (sentimen) kebijakan The Fed tahun ini akan melemahkan Dolar AS, tetapi faktanya, suku bunga AS justru masih lebih menarik ketimbang di negara-negara lain," tutup Doyle.

 


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE