Menu

Kenaikan Harga Minyak Pekan Lalu Telah Terhapuskan

M Septian

Minyak mentah telah berbalik dari kenaikan harga pekan lalu dan terus merosot pada sesi perdagangan Asia Selasa pagi. Semalam tadi, minyak menurun tajam karena kabar mengenai prospek pemotongan output dari para produsen besar tampaknya telah sunyi.

Minyak mentah telah berbalik dari kenaikan harga pekan lalu dan terus merosot pada sesi perdagangan Asia Selasa pagi. Semalam tadi, minyak menurun tajam karena kabar mengenai prospek pemotongan output dari para produsen besar tampaknya telah sunyi.

Harga minyak WTI (West Texas Intermediate) di bursa NYMEX pengiriman Maret melemah 1.45 persen ke USD 31.16 per barel. Hingga tadi malam, kontrak berjangka minyak AS turun lebih dari 5 persen yang menghapus sebagian besar perolehan dari rally pekan lalu. Aktivitas manufaktur di China yang mengalami kontraksi, telah memperburuk kekhawatiran pada lemahnya permintaan di pasar negara berkembang.

Sementara itu di Intercontinental Exchange (ICE) London, minyak Brent untuk dikirim bulan April berayun di antara 33.93 dan 36.24 Dolar AS per barel, yang kemudian ditutup pada USD 34.30 atau turun 4.74 persen pada sesi perdagangan Senin (1/2). Hari ini (2/2), Brent merosot 1.24 persen ke USD USD 33.85 per barel. Tolok ukur minyak berjangka internasional ini juga merosot karena meredupnya kemungkinan kesepakatan pengurangan produksi Saudi Arabia dan Rusia. Saudi enggan untuk mengurangi produksi harian menjadi di bawah 10 juta barel per hari kecuali saingan utama mereka juga melakukan pemotongan pasokan yang signifikan.

Selama dua hari mendatang, para trader energi akan berfokus pada indikator dari AS mengenai jumlah persediaan minyak mentah. Malam nanti, kelompok industri American Petroleum Institute akan melaporkan estimasi mereka terhadap persediaan minyak mentah AS seminggu yang lalu. Sehari setelahnya, Departemen Energi Amerika Serikat juga akan merilis data serupa.

Negara-Negara Eksportir Minyak Mengalami Tekanan

Kabar terbaru menyebutkan dua negara dengan produksi minyak terbesar di Afrika, Nigeria dan Angola telah membuka pembicaraan untuk meminta bantuan pinjaman dana dari Bank Dunia (World Bank). Hal ini menandakan, eksportir minyak di dunia sedang mengalami tekanan fiskal akibat rendahnya harga minyak mentah saat ini. Kemarin, dilaporkan bahwa Bank Dunia dan IMF juga sedang berbicara dengan Azerbaijan mengenai kebutuhan pembiayaan.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE