Menu

Kenaikan Yield Obligasi Mengendur, Dolar AS Turun

Nadia Sabila

Rebound Dolar AS sejak pekan lalu didorong oleh lonjakan yield US Treasury. Namun, begitu kenaikan yield US Treasury mereda, Dolar pun berbalik melemah.

Seputarforex - Dolar AS melemah terhadap mata uang-mata uang mayor di sesi perdagangan Rabu (13/Januari) pagi ini, seiring dengan kenaikan yield US Treasury terkonsolidasi. Kenaikan Dolar AS sebelumnya didorong oleh aksi profit-taking dan lonjakan yield US Treasury. Oleh karena itu, begitu kenaikan yield US Treasury sedikit mereda, reli Dolar pun perlahan kehabisan energi.

Indeks Dolar AS (DXY) ditutup melemah 0.41 persen ke 90.09; penurunan pertama setelah bullish empat hari berturut-turut.

Di sisi lain, mata uang komoditas seperti Dolar Australia dan Dolar New Zealand bergerak menguat di tengah pelemahan Dolar AS. Saat berita ini ditulis, AUD/USD naik 0.99 persen ke 0.7769.

 

Yield Obligasi AS Konsolidasi, Reli Dolar Dihadang Prospek Stimulus

Yield Obligasi AS tak melanjutkan kenaikan karena banyaknya permintaan atas penjualan obligasi bertenor 10-tahunan sebesar $38 miliar dari Departemen Keuangan. Hal ini membuat para pelaku pasar melakukan short position covering, sehingga membalikkan kenaikan yield obligasi sebelumnya.

Dukungan dari kenaikan yield obligasi sejauh ini berhasil menopang Dolar AS di tengah kencangnya prospek stimulus dalam jumlah lebih besar. Pasalnya, kemenangan Demokrat di Senat mendongkrak harapan akan tercapainya kesepakatan untuk tambahan stimulus fiskal.

"Pemilu putaran kedua Senat Georgia (yang memberikan mayoritas suara kepada Demokrat) benar-benar mengubah lanskap prospek dengan cukup signifikan, karena sekarang potensi stimulus tambahan semakin besar," kata Tom Simons, ekonom pasar uang di Jefferies di New York.

Ekspektasi tambahan stimulus fiskal AS juga terkonfirmasi dari pidato Joe Biden kemarin. Ia mengatakan bahwa warga Amerika Serikat membutuhkan bantuan ekonomi dari dampak negatif pandemi COVID-19, dan berjanji akan mengalokasikan anggaran senilai triliunan Dolar untuk hal itu.

Para analis memperkirakan bahwa Dolar AS akan kembali melanjutkan penurunannya dalam jangka menengah. Hal itu karena stimulus fiskal dan peluncuran vaksin mencerahkan prospek ekonomi global, sehingga minat pasar terhadap fungsi safe haven Dolar AS diekspektasikan akan berkurang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE