Menu

Kesepakatan Plafon Utang Tercapai, Minyak Menguat

Pandawa

Harga minyak menguat karena didukung sentimen risk-on. Pasalnya, pemerintah AS telah mencapai kesepakatan terkait plafon utang AS.

Seputarforex - Harga minyak naik pada perdagangan Senin (29/Mei) karena tercapainya kesepakatan plafon utang AS pada akhir pekan lalu. Harga minyak brentmenguat 0.43 persen pada kisaran $77.49 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) menguat 0.58 persen di level $73.26 per barel.

Setelah diwarnai perdebatan alot selama sepekan terakhir, Presiden Joe Biden dan ketua House of Representatives AS Kevin McCarthy sepakat menangguhkan plafon utang $31.4 triliun hingga 1 Januari 2025. Kedua belah pihak mengatakan hasil ini siap dibawa ke Kongres untuk dilakukan pemungutan suara.

"Ini adalah kesepakatan yang merupakan kabar baik bagi rakyat Amerika dan menghindarkan kita dari ancaman gagal bayar serta melindungi pemulihan ekonomi yang dicapai dengan susah payah setelah pandemi," kata Biden kepada wartawan di Gedung Putih pada hari Minggu (28/Mei).

Kesepakatan plafon utang tentatif ini menjadi katalis bullish di pasar minyak. Alhasil, minyak mentah menorehkan kenaikan mingguan untuk kedua kalinya secara berturut-turut pada pekan lalu.

 

Kebijakan OPEC Belum Pasti, Suplai Minyak AS Terancam

Terlepas dari euforia tersebut, Menteri Energi Arab Saudi memperingatkan potensi penurunan harga minyak dan meminta pasar bersiap menghadapi tekanan. Beberapa investor menganggap pernyataan itu sebagai peringatan terkait kebijakan terbaru dari OPEC+ pada pertemuan 4 Juni mendatang. Tetapi, rumor tersebut langsung dibantah oleh wakil PM Rusia, Alexander Novak. Belum lama ini, ia menegaskan bahwa dirinya tidak mengharapkan langkah baru apapun dari OPEC, mengingat pengurangan produksi baru mulai dilakukan sebulan lalu.

Di sisi lain, laporan dari perusahaan energi AS Baker Hughes Co. menunjukkan penurunan jumlah rig AS untuk minggu keempat secara berturut-turut. Rig minyak AS berkurang 5 menjadi 570 pada pekan lalu dan menjadi titik paling rendah sejak Mei 2022.

Fokus investor selanjutnya akan tertuju pada rilis data manufaktur dan jasa China yang akan menentukan prospek permintaan minyak dalam jangka pendek. Selain itu, laporan NFP juga akan menjadi katalis yang akan berdampak terhadap pergerakan minyak minggu ini.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE