Menu

Klaim Pengangguran AS Tembus 1 Juta Lagi, Dolar Masih Bullish

Nadia Sabila

Jumlah warga Amerika Serikat yang mengajukan klaim pengangguran kembali melonjak mendekati level tertinggi sejak Maret 2020. Namun, Dolar AS masih menguat.

Seputarforex - Dirilis pada hari Kamis (20/Agustus) malam ini, data mingguan untuk pekan yang berakhir pada 15 Agustus menunjukkan bahwa klaim pengangguran AS bertambah 1.106 juta. Hasil tersebut gagal memenuhi ekspektasi penurunan dari 971,000 ke 925,000, sekaligus menandai kembalinya klaim pengangguran AS di atas angka 1 juta permohonan sejak Maret silam.

Para pengamat ekonomi menyebutkan, lonjakan tersebut adalah akibat dari wabah virus Corona babak dua yang membuat kebijakan pembatasan sosial kembali diberlakukan di sejumlah wilayah AS. Selain itu, belum jelasnya kelanjutan tunjangan pengangguran ekstra sebesar $600 yang berakhir bulan Juli lalu turut menambah kesulitan warga AS yang kehilangan pekerjaan. Kendati Presiden AS Donald Trump telah meneken perintah eksekutif untuk menambah tunjangan sebesar $400, tetapi realitanya terdapat kebingungan dalam implementasinya.

Pemerintah pusat memerintahkan agar setiap negara bagian menalangi $100 untuk tunjangan pengangguran, sedangkan $300 sisanya akan dimintakan dari dana khusus penanganan dampak pandemi di pemerintah pusat. Akan tetapi, sebagian gubernur menolak perintah tersebut. Alasannya, wilayah mereka tak mengalokasikan dana untuk tambahan tunjangan pengangguran. Anggaran negara bagian terlanjur difokuskan untuk pemulihan ekonomi pasca pandemi.

 

Investor Kurangi Bearish Dolar AS

Kendati data klaim pengangguran terbaru kembali mengkhawatirkan, Dolar AS tak goyah dari penguatan yang dihimpunnya pasca notulen FOMC tadi malam. Saat berita ini ditulis, Indeks Dolar (DXY) naik tipis 0.11 persen ke 93.10, melanjutkan kenaikan 0.74 persen di hari sebelumnya. Sementara itu, EUR/USD turun 0.11 persen ke 1.1827, kembali ke level rendah yang terbentuk tanggal 14 Agustus.

Menurut tim analis Deutsche Bank, meningkatnya pertaruhan Short USD ke level ekstrem dan mulai naiknya kasus COVID-19 di Eropa mendorong para investor untuk mulai mengurangi bearish pada Dolar AS. "Dengan EUR/USD yang nyaris mendekati target kami di 1.20 awal pekan ini, maka kami sekarang ingin mengambil untung dan melihat outlook yang lebih seimbang jelang bulan September," kata tim analis bank terkait dalam catatan analisanya.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE