Klaim Pengangguran AS Turun, Harga Impor Tidak Berubah |
Jobless Claims AS mengalami penurunan, tapi harga impor stagnan di level 0 persen karena pelemahan harga minyak.
Laporan klaim pengangguran AS pekan lalu menurun, mengindikasikan kekuatan pasar tenaga kerja yang berkelanjutan, meskipun rilis data NFP mengalami perlambatan cukup signifikan di bulan Maret. Sementara itu, Harga Impor berada di level 0.0%, lebih rendah dari forecast yang sudah memperkirakan penurunan dari periode sebelumnya.
Departemen Tenaga Kerja AS merilis data jumlah klaim awal tunjangan pengangguran (Initial Jobless Claims) pada hari Kamis (12/April), yang mencatatkan penurunan 9,000 menjadi 233,000. Data tersebut diambil dari perhitungan yang berakhir hingga 7 April. Meskipun memperlihatkan penurunan, angka tersebut masih berada sedikit di atas ekspektasi ekonom yang memperkirakan rilis di 231,000 klaim.
Jumlah klaim pengangguran untuk kawasan Maine dan Colorado sesuai dengan ekspektasi sebelumnya, sementara proses perhitungan untuk wilayah Puerto Riko dan Virgin Island masih belum kembali normal pasca diterjang badai Irma bulan September tahun lalu. Rata-rata pengerakan empat pekan yang sering digunakan untuk mengukur tren Jobless Claims bertambah sebesar 1,750 menjadi 230,000 hingga pekan lalu.
Minyak Melemah, Harga Impor AS Tidak Berubah
Dalam waktu yang hampir bersamaan, Departemen Tenaga Kerja AS juga merilis data Harga Impor bulan Maret yang tidak mengalami perubahan (stagnan), dan di bawah ekspektasi ekonom yang memprediksi hasil rilis 0.2 persen. Sebelumnya, laporan ini mengalami kenaikan 0.3 persen pada bulan Februari.
Harga Impor Negeri Paman Sam yang tidak berubah bulan lalu dikarenakan penurunan harga bahan bakar yang menghapus gain harga makanan dan produk impor lainnya. Meski demikian, Harga Impor mencatatkan kenaikan sebesar 3.6 persen dalam basis tahunan, lebih tinggi dari hasil 3.4 persen di bulan Februari.
Dalam basis tahunan hingga Maret, harga barang impor di luar minyak meningkat 2.1 persen. Kenaikan barang impor di luar minyak yang cukup stabil itu bisa menjadi bukti bahwa penurunan Harga Konsumen akibat penurunan harga minyak kemungkinan hanya bersifat sementara.