Menu

Kontraksi Manufaktur China Mulai Reda, Sektor Jasa Kian Lemah

Pandawa

Kontraksi pada sektor manufaktur China semakin mereda, namun sektor jasa terus melemah meski masih bertahan di atas zona ekspansi.

Seputarforex - Pada hari Kamis (31/Agustus), Biro Statistik Nasional China merilis data PMI Manufaktur pada indeks 49.7. Angka ini masih berada di zona kontraksi, namun mulai pulih dari periode sebelumnya yang mencapai 49.3. Laporan tersebut juga mengungguli forecast ekonom yang memperkirakan indeks berada pada 49.4.

Sektor manufaktur China sudah turun di bawah area kontraksi selama lima bulan beruntun. Namun jika dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya, kontraksi kali ini merupakan yang paling kecil. Sub-indeks output mencetak pertumbuhan tertinggi dalam 5 bulan terakhir, sementara pesanan baru akhirnya berekspansi untuk pertama kalinya dalam periode yang sama.

Di sisi lain, data PMI Non-Manufaktur masih menorehkan ekspansi dan mencapai 51.0 di bulan Agustus. Namun, angka ini turun dari indeks periode sebelumnya di 51.5 dan lebih rendah ketimbang konsensus ekonom di 51.1.

 

Tertekan Faktor Eksternal Dan Internal

Kondisi manufaktur dan non-manufaktur China yang belum stabil dipicu oleh menurunnya permintaan dari pasar domestik dan luar negeri sejak awal tahun. Apalagi, ekonomi negara-negara yang menjadi mitra dagang utama China terpantau memburuk.

Kondisi tersebut semakin diperparah oleh meningkatnya perselisihan dagang AS-China setelah Washington berupaya memblokir akses China untuk teknologi terbaru pembuatan chip.

Dari dalam negeri, sektor real estate mengalami perlambatan tajam sejak tahun lalu. Sejumlah perusahaan besar seperti Country Garden Holding bahkan menghadapi risiko gagal bayar (default) yang berpotensi mengguncang kepercayaan pasar terhadap perekonomian China.

Fokus pasar saat ini lantas tertuju pada langkah stimulus yang lebih banyak dari pemerintah China. Perlu diketahui, Beijing telah mengeluarkan stimulus untuk meredam perlambatan ekonomi. Namun, investor masih menanti keputusan berani dari pemerintah untuk menggelontorkan stimulus lebih banyak.

Para analis memperkirakan China tidak akan menerapkan langkah-langkah fiskal agresif untuk mendukung sektor real estate. Pasalnya, Beijing tengah berupaya melepaskan ekonomi dari ketergantungan pada pasar properti.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE