Menu

Kontroversi Seputar Initial Coin Offering (ICO)

Yodik Prastya

Banyak sekali kritik larangan atas Initial Coin Offering (ICO). Apa Itu ICO? Dan mengapa banyak kontroversi mengenai ICO?

ICO (Initial Coin Offering/Penawaran Koin Awal) sampai saat ini masih menuai kontroversi dari berbagai pihak dan negara. Mulai dari bulan Agustus 2017, banyak sekali kritikan pedas dan larangan atas ICO. Salah satu yang terbaru adalah dari Kanada yang mengatakan bahwa ICO cenderung akan menimbulkan penipuan besar di dunia internet. Namun, ICO juga menyimpan potensi besar jika mendapatkan perlindungan hukum yang melegitimasinya.

 

Apa Itu ICO?

ICO, atau Initial Coin Offering, adalah penerbitan koin mata uang kripto untuk pertama kalinya. ICO mirip dengan Initial Public Offering (IPO) yang sudah umum dilakukan perusahaan-perusahaan besar di Pasar Modal. Bedanya, siapa saja boleh berpartisipasi dalam ICO, tanpa perlu terdaftar di Pasar Modal terlebih dahulu. Seseorang bisa membeli sejumlah kecil porsi saja dalam bentuk token yang mewakili bagian kepemilikannya dari total koin yang kelak akan dirilis. Setelah masa ICO berakhir, baru orang itu akan mendapatkan koin sejumlah porsi token yang dimilikinya.

 

Sasaran Penjahat Cyber

Setelah gagasan ICO muncul dan mulai dilakukan, penjahat Cyber telah menjadikan ICO sebagai target yang empuk dan mudah, karena kerentanan dan kekurangan perlindungan yang dimiliki. Sifat ICO memang tidak bisa diatur oleh siapapun dan tidak terlindungi oleh instansi negara manapun di dunia ini. Karena hal tersebut, banyak Pemerintah Negara mencoba mengendalikan ICO untuk melindungi warganya dari bahaya; seperti yang dilakukan oleh China dan Korea Selatan.

Sebenarnya, jika ICO dapat menawarkan layanan perlindungan internal, negara-negara di dunia pasti akan membantu dalam melegitimasi dan mengaktualisasikan ICO sebagai metode pendanaan baru yang memiliki potensi luar biasa. Perlindungan tersebut dapat diaplikasikan pada layanan yang dapat memastikan kontrak Smart Blockchain bebas dari kerentanan dan kekurangan logika. Kode yang digunakan dalam aplikasi Web, Server, Aplikasi Mobile juga harus dipastikan aman terhadap ancaman yang terjadi.

ICO, sampai saat ini telah mengumpulkan dana lebih dari $150 miliar. Namun, ada sekitar $150 Juta dari dana tersebut yang sudah dicuri oleh penjahat Cyber.

Penjahat ini mampu menyerang perusahaan-perusahaan yang rentan dan baru terbentuk dengan mencuri langsung dana mereka (data Token/Wallet), atau mencuri data penting perusahaan kemudian meminta uang tebusan selama masa kritis dalam pertumbuhan perusahaan-perusahaan tersebut.

Pada bulan Juni, salah satu hacker ICO meng-eksploitasi DAO (Decentralized Autonomous Organization/Organisasi Otonom ter-desentralisasi) untuk membuat kode yang memungkinkan pencurian dana sebesar $ 60 juta.

Kemudian ada kasus yang menimpa Enigma, yaitu Ethereum (ETH) senilai lebih dari $ 500,000 telah dicuri dari akun pendiri Enigma. Dana tersebut bisa dicuri karena hacker sudah mendapatkan email dan password pendiri Enigma tersebut.

Kekurangan perlindungan internal yang diberikan ICO membuat banyak investor mengalami kerugian besar. Dana yang seharusnya menjadi aset pertumbuhan kekayaan berubah menjadi bencana, sekaligus mengurangi kepercayaan terhadap ICO.


Berita Kripto Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE