Menu

Krisis Energi Di Depan Mata, Harga Minyak Tembus USD110

Pandawa

Harga minyak kembali melonjak karena ketidakpastian yang semakin meningkat menyusul kegagalan perundingan damai Rusia-Ukraina. Menanggapi hal ini, Amerika Serikat dan sekutu dilaporkan melepas cadangan minyak.

Seputarforex - Harga minyak dunia kembali meroket di tengah konflik Rusia-Ukraina yang berpotensi menganggu rantai pasokan. Saat berita ini ditulis pada perdagangan Asia hari Rabu (02/Maret), harga minyak Brent berada pada kisaran $110.18 per barel, sementara minyak WTI (West Texas Intermediate) menguat 1.72 persen dan diperdagangkan pada kisaran $108.30 per barel.

Secara teknikal, harga minyak telah membukukan lonjakan lebih dari 10 persen selama sepekan terakhir. Kenaikan paling tajam terjadi dalam 3 sesi terakhir, dipicu oleh sikap investor dalam merespon konflik Rusia-Ukraina yang berpotensi menimbulkan kelumpuhan rantai pasokan energi. Disamping itu, sanksi barat atas Rusia diperkirakan dapat menimbulkan dampak negatif bagi pertumbuhan ekonomi global, terutama kawasan Eropa.

"Ke depannya, kita akan melihat dampak turunan kedua bahkan ketiga yang disebabkan oleh konflik Rusia-Ukraina dan pelaku pasar masih mencari tahu seperti apa implikasinya. Ketika Anda mengeluarkan Rusia dari sistem keuangan global, kami melihat konsekuensinya dapat dirasakan oleh seluruh Eropa saat ini," kata Anthony Saglimbene, ahli strategi pasar Ameriprise Financial.

 

Minyak Makin Mahal, AS Dan Sekutu Lepas Cadangan

Amerika Serikat dan negera-negara anggota EIA kemarin sepakat untuk melepas cadangan minyak sebesar 60 juta barel. Langkah ini diambil untuk mengkompensasi gangguan pasokan menyusul invasi Rusia ke Ukraina. Tidak hanya itu, lonjakan harga minyak yang begitu tajam dalam beberapa hari terakhir disinyalir ikut menjadi faktor utama atas keputusan AS menguras cadangan minyak mentah.

"Kami siap menggunakan setiap opsi yang tersedia untuk meredam gangguan pasokan energi sebagai akibat dari tindakan presiden Putin," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Jen Psaki setelah pertemuan IEA.

Pendapat senada juga dilontarkan Direktur Eksekutif IEA, Fatih Birol, yang mengatakan bahwa situasi pasar energi saat ini digambarkan sangat serius dan menuntut perhatian penuh. "Stabilitas energi global berada dalam ancaman sehingga menempatkan perekonomian dunia dalam risiko di tengah pemulihan yang rapuh," ungkapnya. Birol juga berujar jika negara anggota EIA akan mempertimbangkan pelepasan cadangan lebih lanjut sesuai kebutuhan.


Berita Minyak Lainnya
Amorandy

Bagaimana sikap OPEC terhadap kenaikan harga minyak saat ini?

Pandawa

Selamat sore,

Sikap resmi OPEC+ dalam hal ini tetap tidak mengubah kebijakan produksi bulan Juli 2021 yakni dengan tetap meningkatkan output sebesar 400 ribu barrel per hari (bph).

Sikap OPEC+ ini seakan mengesampingkan lonjakan harga minyak baru baru ini.

Fakta inilah yang mendasari harga minyak terus meninggi bahkan menembus 115 USD per barrel untuk Brent Oil.

Semoga informasi ini dapat membantu.

Salam,

Pandawa





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE