Menu

Kubu Pro-Brexit Inginkan David Cameron Tetap Jadi Perdana Mentri

Rachmat

Kegaduhan politik tengah terjadi di negara Inggris pasa referendum. Sementara kubu Pro-Brexit berharap David cameron Untuk tetap menjadi Perdana Mentri.

Kegaduhan politik di negara Ratu Elizabeth II tampak tengah terjadi, anggota parlemen dari Partai buruh tengah kisruh dan terbagi menjadi dua kubu, setelah terjadi pemecatan dua orang politisi dari partai tersebut yang dianggap akan melakukan kudeta kepemimpinan di Partai Buruh, dalam upaya pemilihan Perdana Mentri pengganti David Cameron.

Di sisi lain tersiar kabar bahwa, sebuah surat yang ditandatangani oleh 84 anggota parlemen kubu Konservtif pro-Brexit telah dikirim ke Downing Street. Surat itu sebagai gerakan "Save David" atau dukungan bagi David Cameron untuk tetap menjadi PM Inggris sekalipun Inggris keluar Dari Uni Eropa

"Kami percaya apapun yang orang-orang Inggris putuskan, Anda memiliki mandat dan tugas untuk terus memimpin bangsa menerapkan kebijakan kami," bunyi surat tersebut.

Namun David Cameron sudah meyakinkan diri untuk mengundurkan diri sebagai Perdana mentri Inggris dan mengatakan bahwa dirinya sudah tidak bisa memimpin lagi. Bahkan David Cameron mengajak warga Inggris bersatu, tidak ada lagi perbedaan pasca referendum. Perdana Menteri David Cameron menyampaikan bahwa Pemerintah Inggris akan terus mencoba menstabilkan pemerintahan dan menyerahkan tampuk pemerintahan ke perdana menteri yang baru pada Oktober mendatang.

Sementara Keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa dianalisa bisa memicu munculnya pengangguran baru di negara tersebut. ‎Selama ini tingkat pengangguran di Inggris terbilang masih di bawah batas wajar, yaitu sebesar 5%. Sementara tingkat pengangguran di Uni Eropa secara keseluruhan mencapai 10%.

Namun demikian, tingkat pengangguran tersebut berpotensi bertambah besar. Hal ini mengingat selama ini London, ibu kota Inggris merupakan pusat finansial bagi negara-negara Eropa lain. Di kota tersebut banyak kantor pusat dari berbagai perusahaan multinasional bermarkas. Akibat keluarnya ‎Inggris dari Uni Eropa, perusahaan-perusahaan multinasional tersebut mau tidak mau mendirikan kantor lagi di luar Inggris.

Bagaimana menurut Anda tentang berita diatas? Jika ada pertanyaan, Anda bisa mengajukan pertanyaan di rubrik Tanya Jawab kami berikut.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE