Menu

Kuroda BoJ Beri Pernyataan Dovish, Tapi JPY Tak Percaya

A Muttaqiena

Walaupun bank sentral Jepang (BoJ) mengisyaratkan kesediaan untuk memangkas suku bunga, tetapi Yen tetap menguat.

Pasangan mata uang USD/JPY tergelincir sekitar 0.2 persen ke level 108.58 pada awal sesi Eropa (31/Oktober), setelah bank sentral AS dan Jepang sama-sama menyampaikan pernyataan kebijakan moneter. Pernyataan kebijakan Federal Reserve sama persis dengan ekspektasi pasar sebelumnya, sehingga tak berpengaruh besar di pasar keuangan global. Di sisi lain, Bank of Japan (BoJ) menyampaikan pernyataan bernada dovish, tetapi tak dipercayai oleh pelaku pasar.

Grafik USD/JPY Daily via Tradingview.com

Dalam pengumuman kebijakan hari ini, BoJ tak mengubah suku bunga maupun skala program pembelian obligasi dengan hasil voting peserta rapat sebanyak 8-1. Suku bunga tetap -0.1 persen, yield obligasi bertenor 10-tahunan tetap dibatasi pada level 0 persen, sedangkan program pembelian obligasi tetap berada dalam laju teoritis 80 Triliun Yen per tahun. Namun, mereka mengubah panduan kebijakan ke depan dengan menyatakan kesediaan untuk memangkas suku bunga lebih jauh ke teritori negatif.

Secara eksplisit, BoJ menyatakan kesediaannya untuk menjaga suku bunga "pada level saat ini atau level yang lebih rendah" hingga mereka yakin upaya pencapaian target inflasi tidak terancam risiko apapun. Penyebutan "level yang lebih rendah" ini cukup signifikan, karena BoJ sempat segan mengungkapkannya gegara khawatir menghadapi protes publik. Di sisi lain, para pakar justru menilai BoJ bisa jadi hanya bermain retorika belaka.

"Terlepas dari perubahan ini, kami tak berpikir BoJ akan bersedia memangkas suku bunga dalam waktu dekat," kata Mazen Issa, pakar strategi forex senior di TD Securities, sebagaimana dikutip oleh Financial Times. Lanjutnya, "(Kami malah mengira), BoJ mencoba menunjukkan semangat untuk memangkas (suku bunga) tanpa benar-benar melakukannya -dan kami kira, (hanya menampilkan) ilusi pelonggaran moneter."

Sementara itu, muncul kekhawatiran baru di kalangan trader dan investor tentang kesepakatan dagang AS-China. Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping sebelumnya direncanakan menandatangani kesepakatan dagang fase-1 dalam pertemuan APEC di Chili bulan depan. Namun, pertemuan tersebut dibatalkan karena terjadinya gejolak domestik di negeri tuan rumah. Hingga saat ini, belum diketahui kapan dan dimana Trump dan Xi akan bersua.

Ketika muncul ketidakpastian terkait perundingan dagang AS-China, mata uang Yen seringkali menguat. Minat risiko pasar yang bertambah juga kemungkinan mendongkrak nilai aset-aset safe haven lain seperti Franc Swiss dan Gold.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE