Menu

Kurs Rupiah Jeblok Ke Level Terendah Sejak Januari 2019

Rizal Aditya

Kurs Rupiah hari ini menyentuh Rp14,455, terendah sejak Januari 2019. Kemerosotan ini dipicu oleh sengketa dagang AS-China yang saling adu menaikkan tarif.

Seputarforex.com - Nilai tukar Rupiah melemah signifikan terhadap Dolar AS pada Selasa sore ini (14/Mei). Berdasarkan grafik USD/IDR pukul 16.00 WIB, Dolar AS menguat pesat terhadap Rupiah dari level penutupan kemarin di kisaran Rp14,359 ke Rp14,455 hari ini. Terakhir kali Rupiah menyambangi kisaran ini adalah pada awal Januari lalu, sehingga penurunan kurs Rupiah hari ini bisa dikatakan menjadi yang terburuk dalam 4 bulan terakhir.

Analis Pasar Uang Bank Mandiri, Reny Eka Putri, memprediksi bahwa Trend Rupiah akan terus mengalami pelemahan. Ditambah lagi, Rupiah saat ini sudah mulai bergerak mendekati level Resistance Rp14,460.

"Kecenderungannya masih akan melemah dengan level support Rp14,395 per USD dan untuk resistance Rp14,460 per USD," tutur Reny dikutip dari Tribunnews.

 

Dipengaruhi Konflik Negosiasi Dagang AS-China

Direktur Eksekutif Departemen Pengelolaan Moneter Bank Indonesia (BI), Nanang Hendarsyah, mengatakan bahwa pelemahan kurs Rupiah saat ini lebih dipengaruhi oleh faktor eksternal.

"Untuk hari ini lebih karena faktor eksternal, tidak ada faktor internal atau domestik," tutur Nanang sebagaimana dikutip dari Republika.

Sengketa negosiasi dagang AS-China membuat Dolar AS selaku safe haven diburu oleh para investor. Pekan lalu, Presiden AS Donald Trump telah menaikkan tarif impor atas produk China senilai 200 miliar Dolar AS. Tidak tinggal diam, China pun membalas dengan menaikkan tarif terhadap barang-barang AS senilai 60 miliar Dolar AS.

Memanasnya tensi dagang AS-China ini membuat mata uang Yuan China melemah dan mempengaruh mata uang lainnya di negara berkembang, khususnya Rupiah.

 

Rupiah Berpeluang Dibebani Neraca Dagang

Menurut analisa dari tim riset CNBC Indonesia, rilis data neraca perdagangan Indonesia yang akan diumumkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) besok berpotensi membebani Rupiah lebih lanjut.

Pasalnya, konsensus pasar memperkirakan bahwa neraca dagang Indonesia akan membukukan defisit senilai 500 juta Dolar AS. Sebelumnya, Neraca Perdagangan Indonesia tercatat mengalami surplus sebesar 540 juta Dolar AS pada bulan Maret 2019, lebih besar dari surplus periode sebelumnya yang mencapai nyaris 330 juta Dolar AS.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE