Menu

Kurs Rupiah Melemah Dibayangi Fed Rate Dan Perang Dagang

N Sabila

Kurs Rupiah melemah hari ini. Penyebabnya adalah isu perang dagang dan kenaikan suku bunga bank. Dalam jangka pendek, pelemahan tersebut diperkirakan akan terus berlanjut.

Seputarforex.com - Kurs Rupiah melemah terhadap Dolar AS di hari Jumat (29/Juni) siang ini, menjelang hasil RDG BI sore nanti. Selain itu, isu Fed Rate (kenaikan suku bunga bank sentral AS) dan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China, turut menjadi faktor utama pelemahan nilai tukar Rupiah. Kurs referensi JISDOR berada pada level Rp14,404, melemah dibandingkan level kemarin di Rp14,271.

 

 

BI Diyakini Sesuaikan Kebijakan Dengan Fed Rate

Suku bunga acuan BI diperkirakan naik sebesar 25 bps menjadi 5%. Menurut Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero), prediksi kenaikan suku bunga BI tersebut masuk akal, mengingat bank Sentral Amerika Serikat atau The Fed masih agresif menaikkan suku bunganya tahun ini. BI perlu melakukan penyesuaian demi menjaga keseimbangan.


"Kalau kami lihat kebijakannya yang kemarin disampaikan The Fed pada FOMC, ada kemungkinan (BI menaikkan suku bunga), karena memang hampir semua bank sentral harus mengubah policy tahun ini," kata Kartika yang dikutip oleh Tempo.


Prediksi tersebut senada dengan pandangan Direktur Riset Center of Reform on Economics, Pieter Abdullah. Menurutnya, kenaikan suku bunga BI masih dibutuhkan mengingat dampak kenaikan suku bunga bank sentral AS dan konflik perdagangan global. Memanasnya hubungan perdagangan antara Amerika Serikat dan China, menjadi kontributor pelemahan nilai tukar Rupiah.

Pieter menambahkan, jika dibandingkan dengan bank sentral negara-negara lain, BI termasuk terlambat dalam merespon kebijakan negara ekonomi terbesar dunia tersebut. Namun, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali karena dapat menimbulkan kepanikan.

 

Rupiah Masih Diperkirakan Melemah

Analis Binaartha Sekuritas, Reza Priyambada, mengatakan bahwa nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS diperkirakan akan bergerak di kisaran support Rp14,425 per dolar AS, dengan resisten di Rp14,378 per dolar. Reza menjelaskan bahwa proyeksinya tersebut berdasarkan pada psikologis para pelaku pasar terhadap isu perang dagang antara Amerika Serikat dengan China.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE