Menu

Lepas Dari Kontraksi, Manufaktur China Berekspansi Tipis

Pandawa

Sektor manufaktur dan jasa China berekspansi setelah pemerintah China mecabut pembatasan COVID. Namun, masih ada risiko perlambatan yang membayangi.

Seputarforex - Pada hari Kamis (30/Juni), Biro Statistik Nasional China merilis data PMI Manufaktur yang naik dari 49.6 menjadi 50.2. Meskipun sukses memasuki zona ekspansi (di atas 50), hasil ini tidak memenuhi ekspektasi kenaikan di level 50.5.

Sebelumnya, aktivitas pabrik China terhambat di zona kontraksi akibat lonjakan infeksi COVID. Setelah pemerintah China resmi melonggarkan pembatasan di sejumlah kota utama seperti Shanghai dan Beijing, aktivitas ekonomi dan manufaktur kembali menggeliat.

Hal itu terlihat dari rebound sub-indeks produksi yang melonjak ke 52.8 atau level tertinggi sejak Maret 2021. Sub-indeks pesanan baru (new orders) juga kembali ke zona ekspansi untuk pertama kalinya dalam empat bulan terakhir.

Sementara itu, data PMI Non-Manufaktur China yang juga dirilis pagi ini melonjak dari 47.8 menjadi 54.7 pada bulan Juni. Industri jasa China meningkat cukup impresif dan menorehkan laju kenaikan tercepat dalam 13 bulan terakhir. Sama seperti yang terjadi di sektor manufaktur, pemulihan di bidang jasa ditunjang oleh kembalinya aktivitas masyarakat usai terjebak pembatasan selama April dan Mei.

 

Produksi Pabrik China Melonjak, Permintaan Masih Lemah

Terlepas dari ekspansi sektor manufaktur, perekonomian China secara makro masih dibayangi oleh sektor perumahan dan konsumsi yang rapuh. Pasalnya, masih ada kekhawatiran terhadap kebangkitan gelombang COVID ke depan.

Masalah permintaan juga menjadi keresahan yang disoroti analis. Setelah menorehkan rekor ekspor mengesankan, pabrik-pabrik China kini bergulat dengan melambatnya permintaan global.

"Meskipun sektor manufaktur China kembali berekspansi pada bulan Juni, namun 49.3 persen dari perusahaan yang disurvei mengaku pesanan belum sesuai ekspektasi mereka. Permintaan lemah menjadi masalah utama yang masih dihadapi oleh pelaku industri China," ungkap Zhu Hong, ahli statistik senior NBS.

Selain itu, para pemilik bisnis manufaktur juga menghadapi bahan baku yang mahal, berkurangnya margin keuntungan, serta persaingan dari produsen luar negeri yang semakin ketat.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE