Menu

Lolos Dari Resesi, Pound Pantau Pertemuan Inggris-Irlandia

A Muttaqiena

Data GDP Inggris terbaru menunjukkan negeri ini sukses lolos dari ancaman resesi. Namun, reli Pound terbatas karena masalah ketidakpastian brexit.

Pound menanjak sekitar 0.4 persen ke kisaran 1.2265 terhadap Dolar AS pada pertengahan sesi Eropa hari ini (10/Oktober), didukung oleh depresiasi Greenback dan data GDP Inggris yang tetap prima. Namun, arus bullish Pound cenderung terbatas karena pelaku pasar masih terus memantau perkembangan negosiasi antara Inggris dan negara-negara anggota Uni Eropa untuk mendapatkan kesepakatan brexit yang dapat disetujui bersama.

Office for National Statistics (ONS) melaporkan bahwa pertumbuhan ekonomi Inggris tercatat -0.1 persen (Month-over-Month) pada bulan Agustus 2019, lantaran jatuhnya aktivitas pabrikan. Akan tetapi, pertumbuhan kuartalan lebih baik dibandingkan estimasi sebelumnya. Pertumbuhan GDP meningkat 0.3 persen (Quarter-over-Quarter), walaupun sebelumnya diperkirakan bakal mencapai 0.1 persen saja.

Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi tahunan sukses mempertahankan laju 1.1 persen (Year-on-Year). Skor tersebut lebih rendah dibandingkan 1.3 persen pada periode sebelumnya, tetapi mengungguli estimasi awal yang dipatok pada 0.9 persen.

Serangkaian data ekonomi Inggris lain yang dirilis hari ini cenderung mengecewakan, termasuk laporan output industri dan manufaktur. Meski demikian, laporan GDP memberikan kelegaan bagi pelaku pasar karena berhasil menghindari jurang resesi. Prospek pemangkasan suku bunga oleh bank sentral Inggris (BoE) pun turut sirna.

"Revisi (data GDP) menggambarkan kinerja ekonomi baru-baru ini dengan lebih baik, mengurangi alasan bagi MPC (BoE) untuk bertindak cepat dan memangkas suku bunga sebelum jalur brexit diketahui," kata Samuel Tombs, pimpinan ekonom Inggris di Pantheon Macroeconomics.

Sementara itu, negosiasi brexit antara Inggris dan Uni Eropa masih alot. PM Inggris Boris Johnson akan berjumpa dengan PM Irlandia Leo Varadkar di Liverpool hari ini. Pertemuan itu akan berlangsung tertutup dan keduanya tak menjadwalkan konferensi pers setelahnya. Pelaku pasar akan mewaspadai potensi "kebocoran" isi diskusi dari kantor PM Inggris, sebagaimana telah terjadi berulang kali sejak beredarnya proposal brexit versi Johnson pekan lalu.

Para petinggi Uni Eropa kini mulai memberikan kisi-kisi agar Inggris mengajukan permohonan untuk menunda deadline brexit dari 31 Oktober hingga tahun depan. Akan tetapi, sejumlah pakar mensinyalir Inggris akan terbelit chaos baru berupa pemilu dini, segera setelah permohonan tersebut dikabulkan oleh Uni Eropa. Dengan kata lain, skenario bullish terbaik bagi Pound tetap satu: tercapainya kesepakatan brexit antara Inggris dan Uni Eropa yang dapat disetujui bersama dalam pertemuan tingkat tinggi 17-18 Oktober mendatang. Dalam konteks ini, persetujuan Irlandia sangat krusial bagi proposal brexit Johnson.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE