Menu

Lonjakan PMI Manufaktur AS Tak Mendongkrak Dolar

Nadia Sabila

Ekspansi sektor manufaktur AS ke level tertinggi dua tahun gagal menguatkan Dolar AS. Mata uang tersebut masih bearish pasca rilis PMI Manufaktur AS versi ISM.

Seputarforex - Aktivitas manufaktur AS berakselerasi ke level ekspansi tertinggi sejak November 2018. Data PMI Manufaktur AS yang dirilis ISM pada Selasa (01/September) meningkat dari 54.2 ke level 56 di bulan Agustus, lebih baik daripada ekspektasi peningkatan ke 54.5.

Operasi manufaktur dan rantai suplai yang dimulai kembali pasca kebijakan pembatasan sosial di Amerika Serikat, berhasil mendorong para pengusaha untuk kembali bekerja. Namun, peningkatan berkelanjutan di bidang manufaktur ini terpantau tidak merata.

Pasalnya, pandemi COVID-19 telah mengubah model pengeluaran yang tadinya digunakan untuk belanja peralatan pemenuhan kebutuhan industri jasa, menjadi belanja untuk pembelian barang-barang elektronik rumah tangga saja.

Selain itu, para pengamat menilai bahwa sektor manufaktur AS sebenarnya sudah menghadapi kendala yang ditimbulkan dari perang dagang AS-China sebelum pandemi. Oleh karena itu, mayoritas pihak skeptis akan kelanjutan peningkatan sektor manufaktur AS ke depan, meski ada lonjakan signifikan saat ini.

 

Dolar AS Masih Tertekan, Euro Diincar

Dolar AS tidak terkesan oleh gemilangnya laporan PMI Manufaktur AS malam ini. Mata uang tersebut masih bearish, dengan Indeks Dolar (DXY) diperdagangkan di 92.10. Indeks yang mengukur kekuatan USD terhadap 6 mata uang mayor itu tergelincir 0.07 persen dari harga pembukaan. Sementara itu, EUR/USD naik ke level tertinggi sejak bulan Mei 2018, yakni di kisaran 1.1947.

Tim Manajer Keuangan di PIMCO mengekspektasikan bahwa Dolar AS akan tertekan lebih jauh, sehubungan dengan suku bunga The Fed yang akan sangat rendah dalam beberapa tahun ke depan. Euro pun digadang-gadang akan menjadi mata uang primadona.

Menurut mereka, meskipun siklus depresiasi Dolar AS sebelumnya telah jatuh sekitar 15 -20 persen hingga level saat ini, pasar tak akan memberi "ampun". Dolar AS diestimasi masih dapat menambah penurunan karena bagaimanapun, keadaan telah berbalik.

Suku bunga The Fed yang sebelumnya merupakan suku bunga paling menggiurkan bagi para investor, kini berubah sangat rendah seiring diberlakukannya kebijakan moneter akomodatif. Selain itu, para manajer PIMCO mengatakan bahwa besarnya dana pemulihan ekonomi yang baru disepakati di Uni Eropa telah meningkatkan daya tarik Euro sebagai alternatif Greenback.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE