Menu

LPCK: Persaingan Properti Ketat, Laba Menurun Di Awal 2016

A Muttaqiena

Tantangan LPCK saat ini cukup besar, termasuk penurunan kondisi makro nasional yang memicu melemahnya daya beli konsumen, juga ketatnya persaingan pasar properti.

Sepanjang semester pertama tahun 2016, PT Lippo Cikarang (kode saham LPCK) hanya sanggup membukukan pendapatan sebesar Rp 869 miliar, atau turun 8,96 persen dari Rp 954,56 miliar di Semester I/2015. Secara keseluruhan, laba LPCK pun melorot 34.4% ke Rp 354 miliar dari Rp 539.85 miliar tahun lalu.
Pendapatan dari divisi residensial masih memegang bagian terbesar dalam total pendapatan LPCK, yaitu 44 persen, meskipun porsi kontribusi menurun 6% dibanding periode yang sama tahun lalu. Secara nominal, divisi ini meraup Rp 381 miliar. Sementara pendapatan dari industri dan komersial tercatat Rp 360 miliar, juga lebih rendah dibanding Rp 472 miliar pada semester I/2015, tetapi masih menyumbang 41 persen terhadap total pendapatan. Namun demikian, recurring income LPCK naik 10 persen lebih tinggi, sekaligus berkontribusi sebanyak 15 persen dari total pendapatan.

EBITDA LPCK di paruh pertama tahun ini hanya mencapai Rp 387 miliar, atau 24 persen lebih rendah dari tahun lalu yang berada pada sebesar Rp 512 miliar. Akan tetapi, total aset masih tumbuh. Per 31 Desember 2015, total aset LPCK adalah Rp 5.47 Triliun, tetapi kini Rp 5,58 triliun per 30 Juni 2016.

Tantangan LPCK saat ini cukup besar, termasuk penurunan kondisi makro nasional yang memicu melemahnya daya beli konsumen, juga ketatnya persaingan pasar properti. Terlepas dari itu, LPCK masih memiliki berbagai rencana ke depan. Diantaranya adalah proyek Orange County, kawasan industri baru, dan penjualan Priority Pass untuk Tower Newport Park, pelopor model Smart Apartment yang dikembangkan dengan kolaborasi Jepang.


Berita Saham Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE