Menu

Manufaktur AS Berekspansi, Pasar Kembali Fokus Ke Trade War

Pandawa

Aktivitas Manufaktur AS melesat di bulan Juni dengan pencapaian cukup impresif di atas 60.0. Di sisi lain, Dolar menguat di tengah meningkatnya kembali tensi Trade War.

Aktivitas Manufaktur AS melesat di bulan Juni dan berhasil mematahkan ekspektasi penurunan. Namun demikian, pengeluaran konstruksi (Construction Spending) dilaporkan naik dengan laju lebih lambat di bulan Mei. Dolar terpantau bergerak menguat terhadap sebagian besar mata uang mayor pada sesi New York malam ini. Selain karena rilis data-data tersebut, isu Trade War kembali menjadi fokus yang diperhatikan pasar.

 

Berdasarkan data yang dirilis oleh lembaga ISM pada hari Senin (2/Juli) pagi waktu AS, sektor manufaktur Negeri Paman Sam meningkat hingga menyentuh level 60.2 di bulan Juni. Laporan aktivitas manufaktur AS itu sekaligus mematahkan ekspektasi ekonom yang memprediksi perlambatan ke 58.2, dari rilis periode sebelumnya di level 58.7.

Pencapaian Manufaktur AS bulan Juni cukup impresif karena berhasil menyentuh angka di atas 60.0. Hal itu menandai pencapaian di level tertinggi sejak Februari lalu. Perlu diketahui bahwa pembacaan di atas 50.0 mengindikasikan kondisi ekspansi, sedangkan pembacaan di bawahnya menunjukkan konstraksi. Sektor Manufaktur AS bulan lalu cukup bergairah karena aktivitas pada 18 industri dilaporkan meningkat, termasuk tekstil, perkakas, dan makanan.

Dalam laporan terpisah, data Pengeluaran Konstruksi AS bulan Mei dirilis meningkat dalam laju 0.4 persen, lebih rendah dari ekspaktasi 0.5 persen, dan data bulan April yang mengalami revisi turun dari 1.8 persen menjadi 0.9 persen.

 

Tensi Trade War Masih Warnai Pergerakan Dolar

Dolar bergerak meninggi pada perdagangan awal pekan, seiring dengan semakin merebaknya kekhawatiran investor terhadap potensi Trade War AS terhadap negara-negara mitra dagangnya. Konflik AS dengan China dalam hal ini disinyalir justru akan merugikan perekonomian Negeri Paman Sam.

Ketegangan meningkat lagi di awal pekan ini karena Washington yang dijadwalkan untuk mulai memberlakukan tarif tambahan sebesar 34 miliar Dolar pada 6 Juli mendatang, khusus untuk barang barang yang diekspor dari China. Hal itu akan memicu aksi balasan yang akan merugikan perekonomian AS.

Keputusan pemerintahan Trump yang akan menaikkan tarif impor mendapatkan banyak kecaman, salah satunya dari Uni Eropa yang memperingatkan bahwa penerapan bea impor untuk mobil dan suku cadang akan membahayakan industri otomotif AS sendiri, utamanya bila aksi balasan serupa dilakukan oleh Uni Eropa.

Pada pukul 21:55 WIB, Dolar terpantau masih berada di jalur penguatan harian versus sebagian besar major currencies lain seperti Euro, Sterling dan Loonie. Greenback juga naik terhadap mata uang safe haven Franc Swiss, dan menguat terbatas versus Yen Jepang.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE