Menu

Manufaktur Jepang Berekspansi, Sektor Jasa Masih Suram

Pandawa

Sektor manufaktur Jepang kembali berekspansi di bulan Maret, namun masih dibayangi oleh kenaikan harga bahan baku. Sementara itu, PMI Jasa Jepang masih di zona kontraksi.

Seputarforex - Pada hari Rabu (24/Maret), Biro Statistik Jepang mempublikasikan data PMI Manufaktur yang meningkat dari 51.4 menjadi 52.0 di bulan Maret, sesuai dengan forecast ekonom. Perbaikan aktivitas manufaktur ini tidak terlepas dari faktor pemulihan ekonomi global saat semakin banyak negara memulai program vaksinasi COVID-19.

Survei PMI yang dilakukan oleh Jibun Bank ini menunjukkan bahwa aktivitas manufaktur Jepang terbantu oleh peningkatan output dan pesanan baru. Ekspektasi pertumbuhan output perusahaan di masa mendatang juga sangat positif.

"Sentimen positif berasal dari ekspektasi bahwa pencabutan langkah-langkah darurat dan pembatasan sosial yang lebih luas karena adanya vaksinasi akan memicu pemulihan permintaan di pasar domestik dan eksternal," kata Usamah Bhatti, ekonom IHS Markit dalam sebuah catatan.

Namun, tekanan pada perusahaan semakin naik akibat harga input yang meningkat tajam dalam beberapa bulan terakhir. Produsen melaporkan harga input telah mencapai level tertinggi sejak November 2018, sehingga memicu terjadinya kesenjangan antara harga input dan output yang mencapai level tertinggi sejak Desember 2014. Kondisi ini menyebabkan produsen ragu-ragu untuk menerima pekerja meskipun output dan pesanan meningkat, sehingga angka pemutusan hubungan kerja selama tiga bulan berturut-turut tetap tinggi.

Dalam rilis terpisah, sektor jasa Jepang dilaporkan masih berkutat dalam teritori kontraksi. Data PMI Jasa rilisan Jinbun Bank hanya mencatat kenaikan dari 45.8 menjadi 46.5 di bulan Maret, masih di bawah level 50.0 yang merupakan ambang zona kontraksi dan ekspansi. Ini mencerminkan bahwa sektor jasa Jepang masih dikuasai oleh sentimen pesimis dari para pebisnis.

 

Notulen BoJ Soroti Pemulihan Ekonomi

Beberapa saat sebelum rilis data PMI Manufaktur dan Jasa, pelaku pasar juga mencermati hasil notulen rapat BoJ yang secara garis besar menyoroti pemulihan ekonomi domestik dan global. BoJ mengakui bahwa perekonomian Jepang telah meningkat cukup positif dalam beberapa bulan terakhir, meskipun masih dalam situasi parah akibat dampak pandemi yang memukul sektor konsumsi dan ekspor.

BoJ juga mengakui bahwa kondisi perekonomian luar negeri telah meningkat cukup signifikan. Meskipun begitu, dampak lanjutan dari lambannya proses vaksinasi dan ancaman kebangkitan virus Corona di Eropa dan Amerika Serikat berpotensi mempengaruhi outlook pemulihan ekonomi ke depan.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE