Menu

Maskapai AS Batalkan Ribuan Penerbangan, Harga Minyak Lesu

Pandawa

Ribuan jadwal penerbangan terpaksa dibatalkan di AS akibat kekurangan staf pada liburan Natal. Hal ini mendasari pergerakan harga minyak yang bearish pada awal pekan ini.

Seputarforex - Harga minyak mentah melemah tipis pada perdagangan awal pekan (27/Desember) setelah maskapai penerbangan AS membatalkan ribuan jadwal penerbangan selama liburan Natal. Harga minyak WTI (West Texas Intermediate) saat ini berada pada kisaran $73.10 per barel atau melemah lebih dari 1 persen dari harga Open harian. Sementara itu, minyak Brent diperdagangkan pada level 75.81 persen.

Selama tiga hari terakhir, maskapai AS terpaksa membatalkan jadwal penerbangan karena kekurangan staf. Para pegawai di industri penerbangan lebih memilih untuk menghabiskan waktu liburan Natal di tengah bayang-bayang lonjakan kasus Omicron baru-baru ini. Harga minyak cukup terpukul karena pembatalan penerbangan mengakibatkan turunnya permintaan bahan bakar.

 

Pasar Soroti Pertemuan OPEC+

Meskipun demikian, kondisi ini diperkirakan hanya berlangsung sementara. Analis yakin jika harga minyak berpeluang bisa kembali naik dalam beberapa hari ke depan. Pasalnya, OPEC+ akan kembali menggelar pertemuan pada 4 Januari mendatang untuk membahas penambahan output sebesar 400 ribu barel per hari (bph) pada bulan Februari 2022. Pertemuan OPEC+ kali ini menjadi sorotan karena berlangsung di tengah ancaman varian Omicron yang telah menyebar secara global.

Rusia yang merupakan mitra utama OPEC percaya bahwa kebijakan produksi tidak akan berubah secara signifikan. Wakil PM Rusia, Alexander Novak, mengatakan bahwa ia memperkirakan permintaan bahan bakar akan pulih seperti kondisi pra-COVID pada akhir 2022, sehingga tidak ada alasan bagi OPEC untuk melakukan banyak perubahan kebijakan produksi dalam waktu dekat.

Lebih jauh, Rusia juga menyinggung fenomena lonjakan harga gas alam di Eropa pada musim dingin tahun ini. Novak mengungkapkan bahwa Uni Eropa hanya dapat menyalahkan kebijakannya sendiri atas kenaikan tajam gas alam yang mencapai rekor tertinggi. Menurutnya, beberapa negara anggota Uni Eropa menjual kembali gas dengan harga yang lebih mahal meski gas tersebut dibeli dari Rusia dengan harga murah.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE