Menu

Melbourne Siap Akhiri Lockdown, Aussie Lanjutkan Pendakian

A Muttaqiena

Nilai tukar dolar Australia menguat selama beberapa hari terakhir, tertopang pula oleh akan diakhirinya lockdown Melbourne. Tapi ada risiko lain yang mengintai dalam jangka menengah.

Seputarforex - Dolar Australia mencatat pendakian hari keempat beruntun versus dolar AS. Saat berita ditulis menjelang akhir sesi Asia (16/September), AUD/USD telah menanjak sekitar 0.2 persen ke kisaran 0.7320-an. Mata uang ini mendapatkan angin segar dari kebangkitan bursa ekuitas global dan kabar terkait rencana pelonggaran lockdown di negara bagian Victoria.

Grafik AUD/USD Daily via Tradingview.com

Premier Negara Bagian Victoria, Daniel Andrews, mengatakan kepada media bahwa proyek konstruksi, pabrik manufaktur, pergudangan, dan fasilitas childcare dapat dibuka kembali jika rerata berjalan 14-harian kasus COVID-19 berada di bawah 50 kasus per tanggal 28 September. Sementara itu, data pertengahan pekan ini menunjukkan rerata kasus selama dua pekan terakhir di ibu kota Melbourne sudah turun ke bawah 50.

Ekspektasi pelonggaran lockdown Victoria berkontribusi mendongkrak nilai tukar dolar Australia. Victoria mencakup sekitar 24 persen GDP Australia, sehingga lockdown ekstra ketat yang diberlakukan sejak awal bulan lalu sangat memengaruhi prospek pemulihan ekonomi nasional.

Terlepas dari itu, para analis mewanti-wanti masih adanya satu isu krusial yang membebani AUD. Apresiasi nilai tukar dolar Australia selama ini terutama ditopang oleh prospek ekonomi yang lebih baik ketimbang sebagian negara maju lain. Tapi, prospek ekonomi yang lebih baik itu terlahir berkat bantuan fiskal pemerintah yang sebagian besar diantaranya akan berakhir dalam waktu dekat.

Apabila pemerintah Australia bersedia memperpanjang pemberian bantuan dalam proposal anggaran tahun fiskal 2020/2021 yang akan disampaikan ke parlemen pada tanggal 6 Oktober mendatang, maka pemulihan ekonomi dapat terus terakselerasi. Tapi kalau stimulus fiskal ditarik terlalu dini, pemulihan berpotensi timpang. Bank sentral Australia (RBA) yang hingga kemarin masih optimistis pun kemungkinan akan terpaksa melonggarkan kebijakan moneternya lagi tahun depan.

"Keunggulan AUD selama krisis COVID sebagian dikarenakan kesediaan pemerintah (Perdana Menteri) Morrison untuk mendorong pertumbuhan, dan kemampuan untuk melakukannya (menggelontorkan bantuan fiskal) berkat tingkat utang Australia yang rendah," ujar Alvise Marino, seorang analis dari Credit Suisse, "(Jadi) risiko sikap fiskal yang kurang dermawan dari anggaran 6 Oktober itu patut diperhatikan."


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE