Menu

Mengapa Ekonom Tak Khawatirkan Merosotnya GDP AS

SFN

Kendatipun perekonomian AS tercatat berkontraksi hingga 1 persen di kuartal pertama 2014, para ekonom tak panik. Cuaca dingin ekstrim yang melanda AS akhir tahun lalu, yang turut membekukan produktivitas ekonomi AS, merupakan salah satu alasan mengapa mereka tak khawatir. Namun, masih ada alasan yang lebih mendalam daripada sekeda masalah cuaca. Ada tiga faktor.

Dolar AS memantul pada Jumat (30/05) pagi ini. Berkontraksinya data GDP AS untuk pertama kalinya sejak 2011, menjadi penyebab merosotnya Si Hijau. Mata uang mayor tersebut sempat anjlok sesaat setelah laporan GDP dirilis, namun kembali naik dan menghapus kerugiannya.


Angka GDP atau Produk Domestik Bruto Amerika Serikat jatuh 0.1 persen di kuartal pertama 2014 setelah naik 2.6 persen tiga bulan sebelumya. Kemerosotan tersebut memang telah diprediksikan oleh sebagian besar analis pasar, namun, tak ada yang mengantisipasi penurunan sebesar ini. Di samping GDP, pending home sales AS pun dilaporkan melorot hingga 9.2 persen pada bulan April. Tetapi, tak semua indikator ekonomi Paman Sam mengecewakan. Klaim pengangguran inisial malam tadi dilaporkan menyusut dari 327,000 ke 320,000 pekan lalu, lebih banyak daripada prediksi para analis.

Ekonom Tak Khawatir Akan Rendahnya GDP AS

Yang menarik, kendatipun perekonomian AS tercatat berkontraksi hingga 1 persen di kuartal pertama 2014, para ekonom tak panik. Cuaca dingin ekstrim yang melanda AS akhir tahun lalu, yang turut membekukan produktivitas ekonomi AS, merupakan salah satu alasan mengapa mereka tak khawatir. Namun, masih ada alasan yang lebih mendalam daripada sekedar masalah cuaca. Ada tiga faktor.

1. Inventori (Persediaan)



Laporan tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar 1.6% poin dalam inventori. Apakah sedikitnya inventori dimiliki perusahaan merupakan indikasi yang buruk? Menurut Ian Sheperdson dari Pantheon Macroeconomics, laju bangunan inventori memang telah merosot lebih dari setengah di kuartal ketiga, namun saat ini tingkat rendah memang dibutuhkan untuk menjaga kestabilan rasio dengan inventori yang dijual.

2. Belanja Konsumen
Belanja konsumen yang meningkat sebanyak 2.1 persen di kuartal pertama, menambah poin bagi GDP. Hal itulah yang telah menggerakkan perkonomian AS meskipun cuaca dingin, dan hasilnya, cukup baik.

3. Permintaan Final



Grafik di atas menunjukkan bahwa permintaan final, yang merupakan komponen inventori dari GDP yang lemah, tumbuh sebanyak 0.6%. Meskipun lebih rendah di bawah ekspektasi 0.7%, namun dapat dikatakan cukup, karena selisihnya tak terlalu jauh. Ekonom lainnya, Joshua Shapiro dari MFR AS, mengatakan bahwa revisi pertumbuhan yang diturunkan kemungkinan akan berpengaruh positif bagi masa depan. "Terbukti, ktivitas ekonomi AS di kuartal kedua ini lebih meningkat daripada kuartal pertama." tutup Shapiro.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE