Menu

Meski Di Bawah Ekspektasi, Retail Sales AS April Tetap Catat Kenaikan

Pandawa

Retail Sales AS pada perhitungan bulan April berhasil membukukan kenaikan 0.4 persen, melampaui periode Maret yang kala itu hanya tumbuh 0.1 persen saja.

Departemen Perdagangan AS pada hari Jumat (12/5) awal sesi New York telah merilis data Penjualan Ritel selama bulan April yang tumbuh cukup meyakinkan. Rumah tangga di AS membelanjakan lebih banyak uangnya untuk membeli kendaraan bermotor dan beberapa jenis barang kebutuhan lainnya.

 

Retail Sales AS pada perhitungan bulan April berhasil membukukan kenaikan 0.4 persen, melampaui periode Maret yang kala itu hanya tumbuh 0.1 persen saja. Meskipun naik, namun data Retail Sales yang rilis malam ini masih berada di bawah focecast ekonom melalui jajak pendapat Reuters sebelumnya yang memprediksi Penjualan Ritel April akan melonjak 0.6 persen.

Retail Sales telah tumbuh sebesar 4.5 persen pada basis tahunan untuk perhitungan hingga April 2017. Apiknya data Penjualan Ritel Negeri Paman Sam selama April menunjukan belanja rumah tangga AS tetap optimis, padahal sebelumnya dalam kondisi kurang baik selama kuartal pertama.

Sementara itu, Core Retail Sales, atau perhitungan penjualan ritel yang tidak memasukan sektor otomotif dan energi, mencatatkan kenaikan 0.2 persen, setelah meningkat 0.7 persen selama periode Maret lalu. Data Core Retail Sales mempunyai kaitan erat dengan Consumer Spending yang menyumbang 2/3 dari GDP. Terus membaiknya Penjualan Ritel Inti tersebut, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi AS.

Rincian Penjualan Ritel April terdiri dari penjualan kendaraan bermotor naik 0.7 persen, penjualan material bangunan naik 1.2 persen, penjualan elektronik naik 1.3 persen selama bulan April. Namun penjualan pakaian harus turun 0.5 persen di periode yang sama.

 

CPI Rebound Akibat Kenaikan Harga Minyak

Pada waktu yang bersamaan, dirilis juga data Inflasi Konsumen (CPI) AS bulan April oleh Departemen Tenaga Kerja. Akibat naiknya harga bahan bakar minyak dalam beberapa pekan terakhir, Consumer Price Index yang sering disebut Inflasi Konsumen naik 0.2 persen, setelah turun 0.3 persen pada bulan Maret lalu (penurunan pertama dalam 13 bulan terakhir). Ini menunjukan masih kokohnya trend inflasi yang akan mendorong Bank Sentral melakukan Rate Hike pada pertemuan Juni.


Kesulitan Akses Seputarforex?
Buka melalui
https://bit.ly/seputarforex

Atau akses dengan cara:
PC | Smartphone

WASPADAI PENIPUAN
Mengatasnamakan Seputarforex!

Baca Selengkapnya Di Sini
×
  • Pasang Ekstensi VPN Di Browser
    • Search kata kunci "vpn" atau "proxy" di Mozilla AddOns atau Chrome Webstore.
    • Setelah menemukan salah satu vpn (contoh: browsec), klik "pasang" atau "tambahkan".
    • Aktifkan ekstensi.
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex
×

Cara Utama:
Unduh Aplikasi Seputarforex di Playstore.

Cara Alternatif:
Anda juga bisa mendapatkan info lebih detail di:
@seputarforex
@seputarforex.fanspage
@seputarforex

Inflasi telah naik 2.2 persen secara basis tahunan, lebih tinggi dari angka 1.7 persen yang merupakan rata rata tahunan dalam 10 tahun terakhir. CPI Inti mencatatkan kenaikan 0.1 persen, setelah turun 0.1 persen pada periode Maret.

Meski dalam kondisi mencatatkan kenaikan, namun beberapa data fundamental AS yang rilis malam ini masih berada dibawah ekspektasi. Akibatnya, Greenback harus melemah terhadap berbagai major currency seperti Euro, Sterling dan Yen .


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE