Menu

Minat Risiko Turun, AUD Di Bawah Tekanan Jual

Pandawa

AUD melemah di sesi Asia awal pekan ini, karena dipicu oleh penghindaran risiko setelah rilis data PMI Manufaktur Zona Euro minggu lalu.

Dolar Australia berada di bawah tekanan jual pada pembukaan perdagangan awal pekan, Senin (25/3), karena sentimen pasar yang berusaha menghindari aset berisiko. Kekhawatiran investor terhadap perlambatan ekonomi global semakin merebak, setelah rilis data fundamental Eropa minggu lalu mencatat rekor terburuk dalam beberapa tahun.

Pelemahan Dolar Australia tercermin dari pair AUD/USD yang saat ini berada di kisaran 0.7075, melemah 0.12 persen dari harga pembukaan hariannya. Pasangan mata uang tersebut berpotensi melanjutkan pelemahan selama 3 hari berturut-turut. Dolar Australia bergerak melemah versus mata uang safe haven seperti Yen dan Franc Swiss. Namun, AUD relatif mendatar versus Dolar Kanada, dan sedikit menguat terhadap Euro pada sesi perdagangan Sydney pagi ini.

 

PMI Manufaktur Eropa Jadi Katalis Utama

Rilis mengecewakan data PMI Manufaktur Jerman dan Perancis pada hari Jumat (22/3) minggu lalu, menjadi konfirmasi lebih lanjut atas perlambatan ekonomi global. Aktivitas manufaktur Zona Euro yang berkontraksi semakin dalam, seolah melengkapi rilis buruk data ekonomi China dan Jepang, raksasa ekonomi Asia yang saat ini sedang menghadapi perlambatan permintaan domestik dan luar negeri.

"Indikator aktivitas manufaktur Eropa sangat lunak pada hari Jumat, terutama dari Jerman yang merupakan ekonomi terbesar Eropa, sehingga memicu kekhawatiran di kalangan investor bahwa perlambatan ekonomi global tahun ini bisa lebih buruk dari perkiraan. Manufaktur Jerman berada di level 44.7 atau terendah dalam 6 tahun, dan manufaktur Zona Euro yang secara keseluruhan berada di level 47.6," kata Rodrigo Catril, Senior FX Strategist di National Australia Bank.

 

AS Tidak Lepas Dari Risiko

Perlambatan ekonomi global yang terlihat di China dan Zona Euro tidak serta-merta membuat posisi Amerika Serikat aman dari risiko perlambatan serupa. Hal tersebut dapat disaksikan dari rilis beberapa data ekonomi AS yang baru-baru ini berada di bawah ekspektasi, menggarisbawahi bahwa Negeri Paman Sam tidak lepas dari risiko perlambatan ekonomi atau bahkan risiko resesi.

Data ekonomi AS yang lemah memicu penurunan kurva yields obligasi bertenor 10 tahun, sehingga jaraknya dengan yields obligasi bertenor 3 bulan kini berada di teritori negatif. Kondisi ini merupakan yang pertama dalam kurun waktu 12 tahun terakhir.

"Kurva Yields Obligasi tenor 3 bulan dan 10 tahun bisa menjadi indikator awal yang memprediksi resiko risesi AS secara tepat sejak tahun 1975, dan kurva yields obligasi AS saat ini menjadi sinyal dini bahwa kemungkinan besar AS akan jatuh dalam resesi," ujar Catril.


Berita Forex Lainnya

USD
EUR
CHF
CAD
GBP
JPY
CNY
AUD





KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE