Menu

Minyak AS Berbalik Naik, Namun Masih Di Kisaran USD 40

M Septian

Harga minyak mentah terangkat di awal sesi Asia hari Kamis (19/11), namun masih kesulitan untuk melepaskan diri dari kisaran USD 40 per barel akibat kelebihan pasokan dan tingginya persediaan. Berbalik naik dari penurunan tajam sehari yang lalu.

Harga minyak mentah terangkat di awal sesi Asia hari Kamis (19/11), namun masih kesulitan untuk melepaskan diri dari kisaran USD 40 per barel akibat kelebihan pasokan dan tingginya persediaan. Berbalik naik dari penurunan tajam sehari yang lalu.

Kontrak berjangka minyak AS West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada USD 40.96 per barel atau naik 21 sen dari penutupan sebelumnya. Kenaikan tersebut menghapuskan penurunan tajam yang sempat menyentuh level di bawah 40 Dolar AS per barel kemarin (18/11). Pasar minyak masih mengalami oversupply, dapat dilihat dari pertambahan jumlah cadangan minyak AS.

Kemarin malam, persediaan minyak mentah di AS bertambah 252ribu barel menjadi 487.3 juta barel mendekati rekor tertinggi menurut data resmi Energy Information Administration (EIA). "Meningkatnya cadangan minyak di Amerika Serikat tetap menjadi pendorong utama (menurunnya) harga," komentar ANZ Bank dilansir dari CNBC. Selama seminggu yang lalu, persediaan bahan bakar distilasi berkurang 0.8 juta barel saat cadangan gasoline naik 1 juta barel. Produksi minyak AS hanya melambat 3,000 barel menjadi 9.182 juta barel per hari.

Sementara di bursa Intercontinental Exchange (ICE), harga minyak Brent pengiriman Januari berayun antara 43.34 sampai 44.74 Dolar AS sebelum ditutup pada USD 44.16 atau naik 1.34 persen. Hal ini menandai untuk keempat kalinya kontrak berjangka minyak Laut Utara ini ditutup dalam keadaan berwarna hijau selama bulan November. Sejak diperdagangkan dalam kisaran harga USD 50 per barel Oktober lalu, Brent telah kehilangan nilai jualnya lebih dari 11 persen.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE