Menu

Minyak Beringsut Naik Didorong Produksi Shale AS

M Septian

Minyak beranjak naik saat pembukaan pasar Asia pekan ini. Investor nampaknya sedang berfokus pada prospek tumbuhnya permintaan di China dan Eropa dari laporan yang akan dirilis pekan ini. Jumlah sumur minyak AS juga terus berkurang tiga minggu berturut-turut.

Minyak beranjak naik saat pembukaan pasar Asia pekan ini. Investor nampaknya sedang berfokus pada prospek tumbuhnya permintaan di China dan Eropa dari laporan yang akan dirilis pekan ini. Jumlah sumur minyak AS terus berkurang dan para analis mengestimasi produksi Amerika senilai 1.5 triliun Dolar AS yang direncanakan menjadi tidak ekonomis jika harga minyak pada USD 50 per barel atau lebih rendah.

Harga minyak telah jatuh hampir 60 persen sejak Juni 2014 ketika melonjaknya produksi global bertemu dengan melambatnya permintaan. Termasuk juga turunnya harga selama lebih dari tiga bulan terakhir sejak Juni tahun ini akibat perlambatan ekonomi China yang menumbuhkan kekhawatiran akan kondisi ekonomi dunia. Menurut pandangan para analis, turunnya harga minyak mulai berdampak pada produksi. Terlihat dari menurunnya proyek baru, terutama di Amerika Utara yang sensitif terhadap perubahan harga.

Pekan lalu, perusahaan energi AS melakukan pemangkasan sumur minyak selama tiga minggu berturut-turut. Hal ini menandakan lemahnya harga minyak akhir-akhir ini menyebabkan pengebor untuk menahan penempatan rencana produksinya, yang memicu sedikit peningkatan harga pada hari Senin (21/09).

Kontrak berjangka minyak West Texas Intermediate (WTI) diperdagangkan pada 44.84 Dolar AS per barel, atau naik 16 sen dari posisi terakhirnya. Sementara minyak Brent pada bursa International Exchange di London naik 13 sen ke USD 47.60 per barel dari pelemahan harga sejak Jumat pekan lalu.

"Penghitungan sumur minyak terkini mengarah pada penurunan produksi minyak shale AS terus menerus antara 2Q15-4Q15 dengan 255,000 barel per hari diamati dari produksi shale di seluruh Permian, Ford Eagle, Bakken dan Niobrara," menurut Goldman Sachs dikutip dari CNBC. Tambahnya lagi, "Pertumbuhan dari tahun ke tahun pada kuartal empat tahun ini turun ke 120,000 barel per hari lebih rendah dari estimasi 125,000 barel per hari."

Pekan ini, China akan merilis data aktivitas manufaktur yang akan menjadi perhatian para investor. Survey aktivitas sektor swasta dari zona Euro akan menjadi indikasi awal mengenai kondisi ekonomi global. Para pelaku pasar juga akan fokus pada laporan durable goods dan home sales AS.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE