Menu

Minyak Berlanjut Naik Merespon Cerahnya Data Ekonomi AS

M Septian

Menjulangnya harga minyak terus berlanjut merespon cerahnya data ekonomi AS. Pasar minyak juga mendapat dukungan setelah pengumuman ECB, meski semakin kuatnya Dolar AS dan kekhawatiran akan melimpahnya suplai masih membebani penguatan minyak.

Menjulangnya harga minyak terus berlanjut merespon cerahnya data ekonomi AS. Pasar minyak juga mendapat dukungan setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menyatakan sedang mempertimbangkan stimulus lanjutan, meski semakin kuatnya Dolar AS dan kekhawatiran akan melimpahnya suplai masih membebani penguatan minyak.

Di bursa NYMEX, minyak West Texas Intermediate (WTI) pengiriman Desember meningkat 0.43 persen menjadi 45.58 Dolar AS per barel. Hari ini, Baker Hughes akan melaporkan data penghitungan jumlah sumur minyak yang menjadi sinyal bullish bagi WTI apabila produksi terpangkas. Minggu lalu Baker Hughes menyatakan sumur minyak AS berkurang 10 menjadi 595 saja.

Sementara itu, pergerakan harga kontrak berjangka minyak Brent di Intercontinental Exchange (ICE) London berayun antara USD 47.70 hingga USD 48.72 perbarel sebelum ditutup pada USD 48.11 atau naik 0.54 persen. Harga tersebut tercatat masih lebih rendah 1.5 persen dibanding dengan bulan lalu. Selisih antara Brent dan WTI kini meningkat menjadi USD 2.82 dari USD 2.41 hari Rabu (21/10).

Para trader energi merespon baik data perekonomian AS yang memuaskan. Sesuai dengan laporan kemarin malam, angka Jobless Claim lebih rendah dari perkiraan sementara Existing Home Sales semakin bertambah besar. Di tempat terpisah, Euro merosot terhadap Dolar AS setelah ECB mengisyaratkan pelonggaran lanjutan dalam kebijakan moneternya.

Mengintip Kabar Terbaru Dari Iran

Presidan Iran, Hassan Rouhani menyambut baik persetujuan bersyarat perjanjian nuklirnya, menurut laporan yang dilansir dari CNBC. Hal ini mengindikasikan dihapusnya sanksi atas Iran dan minyak dari negara tersebut akan mulai kembali diperdagangkan secara luas.

Selain itu, Iran bersama dengan anggota OPEC lainnya, yaitu Saudi Arabia dan Nigeria berencana untuk mengajukan strategi dalam rangka mengatasi perubahan iklim perdagangan minyak menjelang pertemuan PBB bulan Desember nanti. Seperti diketahui, pertemuan tersebut juga akan dihadiri oleh negara-negara produsen minyak.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE