Menu

Minyak Jatuh Akibat Asia Gelisah, Pasokan Melimpah

M Septian

Harga minyak dunia jatuh pada perdagangan Kamis (10/09) akibat lemahnya rilis data ekonomi Jepang dan China. Hal ini memicu kekhawatiran mengenai rendahnya tingkat investasi akan mengikis pertumbuhan ekonomi Asia yang sudah lambat.

Harga minyak dunia jatuh pada perdagangan Kamis (10/09) akibat lemahnya rilis data ekonomi Jepang dan China. Hal ini memicu kekhawatiran jika rendahnya tingkat investasi akan mengikis pertumbuhan ekonomi Asia yang sudah lambat. Laporan total cadangan Minyak AS dari API juga mendorong lemahnya harga minyak.

Dalam data permintaan core machinery Jepang, komponen yang menunjukkan indikator belanja modal sektor swasta turun 3.6 persen di bulan Juli. Tercatat lebih buruk daripada perkiraan para ekonom naik 3.7 persen, menyusul penurunan 7.9 persen (MoM) pada Juli lalu.

Sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia, China masih akan mengalami perlambatan lebih lanjut menuju titik terendahnya menurut analisa para ekonom. PPI China menyusut 5.9 persen di bulan Agustus dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu. Penurunan 42 bulan berturut-turut dan yang terburuk sejak krisis finansial global 2009 lalu.

Pada bursa Intercontinental Exchange (ICE) London, minyak Brent turun hampir 1.5 persen ke 46.90 Dolar As per barel. Sementara di bursa NYMEX, West Texas Intermediate (WTI) diperdangkan melemah 1.5 persen juga menjadi USD 43.48 per barel. Harga minyak dunia telah terpukul lebih dari 50 persen sejak Juni 2014, ketika melonjaknya produksi minyak global bertabrakan dengan melambatnya ekonomi di Asia, padahal wilayah ini merupakan motor penggerak tumbuhnya permintaan komoditas selama beberapa tahun terakhir.

 

Pasokan Melimpah

Dini hari tadi, American Petroleum Institute (API) melaporkan cadangan minyak AS bertambah 2.1 juta barel, jauh melebihi perkiraan pertambahan 300,000 barel. Kemarin (09/09), harga minyak sudah turun menjelang rilis data API. Laporan API selalu ditunggu oleh para trader minyak karena mengindikasikan keseimbangan permintaan-penawaran minyak di pasar Amerika Serikat, sebagai sinyal awal sebelum rilis data resmi cadangan minyak dari Departemen Energi AS (EIA). Besok EIA dijadwalkan akan mengeluarkan laporannya. Minggu lalu, EIA melaporkan kenaikan persediaan minyak 4.7 juta barel.

"Pertengahan tahun 2015, Saudi Arabia mengekspor minyak rata-rata 4.4 juta barel per hari ke tujuh partner dagang utamanya di Asia. Naik lebih separuh dari total ekspornya pada periode ini," menurut laporan EIA dikutip dari CNBC. EIA juga menambahkan, "Walaupun harga minyak dunia turun pada tahun 2014 dan 2015 ini, Saudi Arabia masih meningkatkan produksi dan menjaga tingkat ekspor mereka tetap tinggi. Memungkinkan untuk mempertahankan pangsa pasarnya di negara-negara tersebut".


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE