Menu

Minyak Kembali Anjlok Ke Bawah $50 Akibat Melambungnya Suplai

A Muttaqiena

Anjlok akibat pengaktifan kembali ladang minyak Buzzard di North Sea, data persediaan minyak mentah AS versi American Petroleum Institute (API), dan peningkatan ekspor minyak Nigeria.

Seputarforex.com - Pada perdagangan Rabu pagi ini (26/10), harga minyak kembali digoyang oleh serentetan laporan tentang melambungnya suplai global, sementara rencana pemangkasan output OPEC goyah akibat keengganan Irak untuk turut mengurangi produksi. Minyak mentah berjangka WTI melorot hingga $49.34, sementara Brent di kisaran $50.26 per barel. Masing-masing harga acuan telah anjlok lebih dari 1% dibanding harga settlement terakhirnya.

 

Peningkatan Drastis

Diantara laporan-laporan yang membebani harga minyak pagi ini terdapat pengaktifan kembali ladang minyak Buzzard di North Sea, data persediaan minyak mentah AS versi American Petroleum Institute (API), dan peningkatan ekspor minyak Nigeria pasca serangan militan.

Buzzard adalah salah satu ladang minyak di North Sea yang memompa sekitar 180,000 bph. Kemarin Reuters melaporkan bahwa ladang minyak tersebut dijadwalkan kembali aktif antara hari Selasa dan Rabu ini setelah sebulan ditutup dalam rangka maintenance. Sementara tadi malam, inventori minyak AS yang dirilis API menunjukkan peningkatan drastis sebanyak 4.8 juta barel dibanding pekan lalu -3.8 juta barel.

"Harga minyak defensif pagi ini setelah angka inventori API menunjukkan kenaikan 4.8 juta barel, lebih tinggi dari perkiraan kenaikan 1.7 juta," demikian disampaikan oleh Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA Singapura. Lanjutnya, "Angka inventori minyak mentah EIA akan dicermati nanti malam. Lonjakan inventori tak diragukan akan membuat (harga) minyak mentah tertekan lebih rendah lagi."

Kabar dari Nigeria pun kian membebani harga minyak. Salah satu operator minyak utama Nigeria, Royal Dutch Shell, diberitakan telah melancarkan kembali ekspor minyak mentahnya dari terminal Forcados di Delta Niger, setelah selesai melakukan perbaikan atas lokasi yang sebelumnya dirusak oleh pemberontak bersenjata.

 

Demi Perangi Daesh

Sementara itu, Irak menyatakan keengganannya untuk ikut berpartisipasi dalam rencana pemangkasan produksi dengan dalih membutuhkan pendapatan untuk memerangi Daesh (ISIS/ISIL). Dengan dalih serupa, negara anggota OPEC lainnya bisa mengajukan dispensasi juga, khususnya Libya dan Nigeria yang terus menerus dilanda konflik. Padahal, Iran, Venezuela, dan Indonesia, juga akan sulit untuk mengurangi output mereka.

Dalam hal ini, Halley mengatakan, "OPEC nampaknya mendekati batas kemampuannya untuk men-jawbone minyak, tanpa memiliki sesuatu hal konkrit yang dapat ditampilkan."

Ross J Burland dari FXStreet juga menyampaikan pagi ini bahwa harga minyak berada dalam risiko kembali ke level rendah Agustus bila ekonomi AS terus terombang-ambing atau malah menurun sejalan dengan lemahnya pemulihan global, sedangkan inventori minyak terus tinggi sepanjang kuartal IV/2016. Menurutnya, support channel sideways pada $49.55 telah ditembus hari ini dengan target bawah kunci jika pergerakan terus menurun ada pada $48.50.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE