Menu

Minyak Masih Loyo Jelang Pertemuan OPEC

M Septian

Harga minyak mentah diperdagangkan mendatar, terbatasi oleh pandangan investor menjelang pertemuan OPEC dimana para menteri dari organisasi produsen minyak tersebut akan membuat kebijakan di tengah membanjirnya pasokan minyak global.

Harga minyak mentah diperdagangkan mendatar, terbatasi oleh pandangan investor menjelang pertemuan OPEC dimana para menteri dari organisasi produsen minyak tersebut akan membuat kebijakan di tengah membanjirnya pasokan minyak global.

Hari ini (30/11), minyak WTI hanya menguat 9 sen dalam kisaran USD 41.88 per barel setelah anjlok lebih dari 3 persen Jumat (27/11) lalu. Minyak mentah AS menuju pelemahan harga 10 persen pada penutupan bulan ini. Sementara minyak Brent terkikis 12 sen menjadi 44.77 Dolar AS per barel. Pekan lalu Brent tergusur 1.3 persen dan kini sedang berada pada jalur untuk mengakhiri bulan ini dengan terpuruk 9.4 persen. Harga minyak telah terpangkas lebih dari separuhnya sejak pertengahan tahun lalu karena tingginya pasokan.

Pekan lalu, para pejabat OPEC telah ditanyai oleh tim riset organisasi tersebut mengenai proyeksi harga minyak sebelum bertemu pada 4 Desember nanti. Sebagian diantaranya skeptis mengenai prospek penurunan pasokan dengan cepat di tahun 2016 nanti. Tim riset memprediksi tahun depan permintaan minyak OPEC akan lebih tinggi, akibat penurunan produksi di Amerika Serikat. Hal ini berpotensi memangkas tingginya pasokan minyak dengan bertambahnya permintaan 1.25 juta barel per hari.

Rusia mengatakan bahwa tidak akan mengirimkan pejabat tingkat tingginya untuk menghadiri rapat OPEC, yang menandakan kemungkinan takkan ada tindakan yang berarti saat pertemuan. Pejabat senior OPEC juga berpendapat organisasi tersebut cenderung untuk tidak mengubah kebijakan mempertahankan tingginya produksi, kecuali bila produsen non-OPEC seperti Rusia mengambil langkah yang sama. Di sisi lain, para trader energi juga terus memantau ketegangan antara Turki dan Rusia mengenai jatuhnya pesawat Rusia di perbatasan Syria pekan lalu. Meskipun Syria bukanlah produsen minyak utama, investor khawatir jika konflik yang terjadi akan berimbas pada pasokan minyak di negara-negara tetangganya.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE