Menu

Minyak Melonjak 1 Persen Lebih Atas Perlemahan Dollar

Pandawa

Harga minyak global naik lebih dari 1 persen pada pembukaan sesi Asia hari Senin (26/6) karena melemahnya Dollar AS, namun meningkatnya aktivitas pengeboran minyak AS berpotensi menekan harga minyak.

Harga minyak global naik lebih dari 1 persen pada pembukaan sesi Asia hari Senin (26/6) karena melemahnya Dollar AS. Namun adanya peningkatan aktivitas pengeboran AS menambah kekhawatian baru yang berpotensi kembali menekan minyak. Melimpahnya pasokan minyak dunia diprediksi akan terus berlanjut, meski adanya upaya OPEC untuk memangkas produksi.

Brent Crude Futures naik 50 cent atau 1.1 persen menjadi $46.04 per barrel pada pukul 09:15 WIB, sedangkan WTI Crude Futures AS juga mencatatkan kenaikan sebesar 44 cent atau 1 persen menjadi $43.45 per barrel.

Sebagian Analis mengatakan bahwa kenaikan harga minyak disebabkan oleh karena banyak Investor menutup posisi short, namun hanya sedikit faktor fundamental yang mempengaruhi harga.

“Ini mengenai fakta bahwa pasar minyak telah berhenti jatuh, saya menduga akan terjadi short covering dan sedikit dukungan dari pelemahan Dollar AS”, ucap Ric Spooner, Kepala Analis CMC Market di Sydney.

Indeks Dollar yang mengukur kekuatan Greenback terhadap enam mata uang utama lainnya terlihat melemah sepanjang sesi Asia pagi ini, seiring semakin mencuatnya keraguan Investor terhadap ekspektasi Fed kembali melakukan Rate Hike lanjutan.

“Harga Komoditas mulai stabil pasca pekan yang penuh gejolak dimana sebagian besar sektor mengalami pelemahan besar. Dollar AS yang sedikit melemah juga menambah minat Investor (terhadap minyak)”, ANZ bank dalam sebuah pernyataan tertulis.

Meskipun harga minyak terlihat mulai pulih di awal pekan, namun tetap mencatatkan penurunan sebanyak 13 persen sejak akhir Mei, saat OPEC dan beberapa mitra negara produsen minyak setuju memperpanjang untuk memangkas produksi sebesar 1.8 juta barrel per hari.

Namun melimpahnya pasokan minyak AS – diluar kesepakatan OPEC – telah mengurangi dampak pengurangan produksi yang diupayakan OPEC. Perusahaan AS menambah 11 rig minyak dalam minggu yang berakhir hingga 23 Juni hingga total (Rig) mencapai 758 buah, terbanyak sejak April 2014 berdasarkan data yang dihimpun dari Baker Hughes.Inc.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE