Menu

Minyak Mentah AS Melemah Meski Stok Menurun (Update)

M Septian

Hari ini (19/08), harga minyak mentah AS kembali melemah meski prakiraan pasar sedikit optimis karena menurunnya stok minyak AS. Pelemahan ini disebabkan oleh kekhawatiran akan masih melimpahnya suplai minyak di pasar dunia ketika permintaan diproyeksikan menurun.

Hari ini (19/08), harga minyak mentah AS kembali melemah meski prakiraan pasar sedikit optimis karena menurunnya stok minyak AS. Pelemahan ini disebabkan oleh kekhawatiran akan masih melimpahnya suplai minyak di pasar dunia ketika permintaan diproyeksikan menurun.

American Petroleum Institute (API) melaporkan bahwa persediaan minyak AS menyusut 2.3 juta barel minggu lalu. Di tempat terpisah, menurut laporan resmi Pemerintah AS dari Energy Information Administration (EIA) cadangan minyak mentah AS turun 1.6 juta barel untuk pekan yang berakhir 14 Agustus. Seminggu sebelumnya, cadangan minyak sudah berkurang 1.7 menjadi 453.6 juta barel. Jumlah ini masih merupakan yang tertinggi selama 80 tahun belakangan.

Laporan menurunnya cadangan minyak AS tersebut tidak terlalu berpengaruh pada pergerakan harga minyak. Di Comex, WTI diperdagangkan pada USD 42.82 perbarel, menurun 0.7%. Pada bursa Intercontinental Exchange (ICE), harga minyak Brent bergerak tipis antara 48.26 hingga 49.05 Dolar AS per barel. Brent naik 0.09% menjadi USD 48.81. Selisih harga minyak Brent dengan WTI tercatat pada USD 5.72 lebih rendah dari hari Senin lalu yang sebesar 6.33 Dolar AS.

Tadi malam, minyak mentah AS pengiriman Oktober menguat tajam setelah menyentuh level terendahnya selama enam tahun terakhir. WTI sempat menyentuh harga 43.38 Dolar AS sebelum ditutup pada USD 43.09, atau naik 1.6%.

Tampaknya para trader komoditas menunda untuk mengambil langkah dan masih terus memantau fluktuasi Dolar AS menjelang rilis notulen rapat FOMC bulan Juli. Rilis notulen tersebut akan dijadikan indikasi lebih lanjut mengenai kenaikan suku bunga Bank Sentral AS. Pekan lalu, Stanley Fischer, wakil ketua the Fed, menyatakan keprihatinannya akan rendahnya inflasi karena melambatnya pertumbuhan perekonomian AS dari ekspektasi. The Fed berharap inflasi jangka panjang mencapai target 2% sebelum mereka menaikkan suku bunga.


Update 20 Agustus 2015
Ralat karena terjadi kesalahan penulisan berita pada paragraf dua: Laporan resmi Pemerintah AS dari Energy Information Administration (EIA) cadangan minyak mentah AS diprediksi turun 1.6 juta barel untuk pekan yang berakhir 14 Agustus. Laporan EIA baru keluar pada tanggal 19 Agustus malam (beberapa jam setelah berita ini dirilis), dan hasilnya ternyata stok minyak AS naik 2.6 juta barel, berbeda jauh dari ekspektasi pasar.

 


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE