Menu

Minyak Mentah Menurun Pada Pembukaan Bursa Pekan Ini

M Septian

Minyak dunia terkoreksi di awal perdagangan Asia pekan ini di saat aktivitas pengeboran minyak AS juga berkurang selama empat minggu berturut-turut. Para analis merujuk kepada prospek ekonomi yang lemah sebagai alasan utama rendahnya harga minyak mentah.

Minyak dunia terkoreksi di awal perdagangan Asia pekan ini di saat aktivitas pengeboran minyak AS juga berkurang selama empat minggu berturut-turut. Para analis merujuk kepada prospek ekonomi yang lemah sebagai alasan utama rendahnya harga minyak mentah. Nampaknya IMF cenderung akan merevisi estimasinya terhadap pertumbuhan ekonomi global akibat lemahnya pertumbuhan di negara-negara berkembang, menurut pernyataan pimpinan IMF Christine Lagarde dikutip dari CNBC.

Seiring dengan sentimen bearish, minyak Brent diperdagangkan pada 48.27 Dolar AS per barel, turun 33 sen dari USD 48.60 pada penutupan sesi Jumat pekan lalu. Minyak AS, West Texas Intermediate (WTI) surut 36 sen ke USD 45.34 per barel. Harga emas hitam sempat naik saat penutupan hari Jumat akhir pekan lalu. Hingga saat ini kontrak berjangka minyak menyusut lebih dari sepuluh persen sejak awal bulan ini. Rating dari S&P untuk proyeksi Brent dan WTI hingga akhir pekan lalu terpangkas lima Dolar AS ke USD 50 per barel dan USD 45 perbarel pada tahun ini dan harga untuk tahun 2016 di USD 55 untuk Brent dan USD 50 untuk WTI.

Meskipun aktivitas pengeboran minyak di Amerika Serikat berkurang namun harga minyak hari ini tetap jatuh. Minggu lalu, perusahaan energi AS memangkas jumlah sumur minyaknya, lemahnya harga minyak menyebabkan perusahaan-perusahaan energi tersebut mengurangi rencana pengeboran minyak. Menurut grup riset Baker Hughes jumlah sumur minyak di AS berkurang empat menjadi 640, yang merupakan pengurangan selama empat pekan berturut-turut. Analis memperkirakan produksi minyak AS akan tetap bertambah walaupun pengeborannya semakin rendah.

Harga minyak masih mengalami tekanan dari penjualan besar-besaran selama beberapa bulan belakangan, disebabkan oleh masih berlangsungnya kekhawatiran akan kondisi ekonomi global memicu rasa cemas berlebih pada melimpahnya pasokan. Kelebihan supply minyak mungkin bertahan lebih lama daripada yang dapat diantisipasi. Produksi minyak global jauh melampaui jumlah permintaannya menyusul booming produksi minyak shale di AS dan keputusan OPEC tahun lalu untuk tetap meningkatkan jumlah produksinya.


Berita Minyak Lainnya




KONTAK KAMI PASANG IKLAN BROKER BELAJAR ANALISA ARTIKEL TERM OF USE